Hampir Satu Abad, Singa MGM Resmi Pensiun


CGI menggantikan singa asli MGM (Foto: screenshoot youtube 'MGM Brand Evolution')
HAMPIR 100 tahun, maskot singa mengaum yang jadi ikon pembukaan film yang berada di bawah MGM resmi berganti dengan versi CGI. Sekedar info selama ini lebih dari satu singa hidup yang dipakai untuk mengaum sebagai maskot MGM. Nah, kali ini mereka akan menggantinya dengan versi duplikat buatan komputer yang hampir identik dengan aslinya.
Efek CGI (computer graphic images) ini memang sudah tidak asing digunakan dalam industri perfilman. CGI dianggap jadi teknologi termutakhir untuk menghadirkan ilusi mata bagi para penonton film.
Baca Juga:
Spike Lee Dipercaya jadi Presiden Juri Festival Film Cannes 2021
MGM sebenarnya sudah merencanakan untuk memulai debut versi CGI Leo the Lion di film James Bond terbaru, No Time To Die. Sayangnya film itu ditunda dari 2019 hingga 2021 karena pandemi COVID-19. Akibatnya kemunculan terbaru singa ikonik tersebut juga ikut tertunda. Studio kemudian merilis versi baru logo singa CGI di YouTube pada hari Senin (8/03/2021).
Tercatat ada delapan singa berbeda yang digunakan sejak tahun 1924. Masing-masing digunakan dalam beberapa literasi logo MGM. Untuk singa yang pertama kali dipakai tidak mengaum, sementara beberapa singa setelahnya digantikan oleh karakter seperti Tom dari Tom and Jerry atau Marx Brother. Sampai di tahun 1960-an, MGM kemudian menyingkirkan singa yang mengaum, menggantikannya dengan gambar singa bergaya.
Logo yang diubah hampir sama dengan versi lamanya, setelah digunakan MGM selama 64 tahun terakhir. Perubahan yang paling mencolok terletak pada animasi intro merek MGM. Tampilan sekarang slogan logo berbahasa Inggris Art For Art's Sake, menggantikan slogan berbahasa Latin, Ars Gratia Artis.
Baca Juga:

Melansir laman The Hollywood Reporter, No Time to Die membuat MGM Studios kehilangan uang sekitar USD1 juta sekitar Rp14,4 miliar per bulan. Uang itu merupakan pinjaman untuk membuat logo baru. Uang itu juga tidak akan bisa dikembalikan sampai film tayang di bioskop.
“MGM menderita. Setiap distributor besar pada saat ini memiliki setumpuk film mahal yang belum sempat dirilis. Tumpukan itu bertambah banyak dari hari ke hari,” ujar CEO Vogel Capital Research.
“Film-film ini adalah inventaris. Mereka hanya diam di sana tanpa pengembalian investasi mereka. Bahkan dengan suku bunga rendah, biaya bunga terus menumpuk," tambahnya, melansir dari halaman Vogel. (ans)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Song Kang Ho Comeback di 'Gardeners', Kisah Pegawai Negeri yang Terseret Utang

Netflix Siap Hadirkan 'The Rip', Film Thriller Kriminal Dibintangi Matt Damon dan Ben Affleck

Adaptasi Game Thriller 'Exit 8' Hadir di Layar Lebar: Misteri, Anomali, dan Ketegangan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

Sony & Netflix Dikabarkan Memulai Pembicaraan Awal, Bahas Sekuel ‘KPop Demon Hunters’

Kutukan Baru Hadir di 'Siccin 8', Film Horor Turkiye Paling Ditunggu Hadir di Bioskop Indonesia

Lee Byung-hun Terima Tribute Award di TIFF, Pengakuan atas Kontribusinya untuk Perfilman Global

Diadaptasi dari Novel Thriller Stephen King, Film 'The Long Walk' Bakal Uji Adrenalin Penonton

Ketegangan Zombie ala Kimo Stamboel, ‘Abadi Nan Jaya’, Meneror Netflix 23 Oktober

Lightsaber ikonis Darth Vader Terjual Rp 59 Miliar dalam Lelang

Film Ikonis Studio Ghibli 'Howl's Moving Castle' akan Diputar di Bioskop Seluruh Dunia pada September Tahun Ini
