Gunung Gamalama, Penguasa Kota Ternate

SAAT membicarakan Ternate, tidak akan pernah lepas dari Gunung Gamalama. Gunung dengan ketinggian mencapai 1.715 meter di atas permukaan laut tersebut bahkan kerap disebut-sebut sebagai penguasa daratan Ternate. Bagaimana tidak? Gunung stratovulkanik tersebut merupakan keseluruhan Pulau Ternate. Pulau yang terletak di pesisir barat Pulau Halmahera tersebut selama berabad-abad menjadi pusat benteng Portugis. Selain Portugis, VOC Belanda juga pernah mendirikan benteng di sana dengan tujuan perdagangan rempah-rempah.

Nama Gunung Gamala berasal dari kata 'kie gam lamo' yang memiliki arti Negeri Yang Besar. Gunung tersebut juga memiliki sejarah luar biasa di Ternate. Sepanjang sejarah, gunung ini telah meletus sebanyak 60 kali. Letusan yang pertama terjadi pada 1538. Dari beberapa kali letusan Gunung Gamalama, sejumlah legenda yang ada di sana pun kerap dikait-kaitkan dengan gunung tersebut.

Salah satu legenda paling populer ialah Danau Tolire. Pada tahun 1775, Gunung Gamalama meletus dan menghancurkan Desa Soela Takomi. Dari letusan gunung tersebut muncullah sebuah danau cantik yang kemudian dinamakan Danau Tolire. Selain danau, letusan Gunung Gamalama juga membentuk Pantai Sulamadaha dan Batu Hangus.

Tempat wisata alam mulai dari danau, laut hingga Batu Angus memang terdapat di kaki Gunung Gamalama. Lokasi ketiga tempat wisata tersebut berdekatan. Kamu bisa menempuhnya dalam waktu 30 menit saja.

Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung berapi aktif. Aktivitas letusan Gunung Gamalama memunculkan sejumlah kebudayaan dan tradisi. Salah satu tradisi yang muncul karena Gunung Gamalama ialah Kololie Kie. Tradisi tersebut merupakan warisan nenek moyang masyarakat Ternate. Masyarakat harus mengelilingi Gunung Gamalama sembari berkunjung ke sejumlah kuburan keramat. Hal tersebut dilakukan untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar gunung tersebut tidak meletus.

Apabila ingin berkunjung ke sana, kamu bisa menggunakan pesawat atau kapal laut. Namun, disarankan untuk menggunakan pesawat karena rute kapal laut yang disediakan PT Pelni untuk ke Ternate hanya seminggu sekali. Jika menggunakan pesawat, rute yang bisa ditempuh, yakni Jakarta-Manado-Ternate. Dari pusat kota, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju Desa Moya. Perjalanan tersebut dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.(Avi)