Google Cabut Larangan Penggunaan AI untuk Senjata dan Pengawasan, Human Rights Watch Khawatir
Ini bukan pertama kalinya Google terkena denda besar.(Foto: Unsplash/Pawel Czerwinski)
MerahPutih.com - Keputusan Alphabet, induk perusahaan Google, untuk mencabut larangan lama terkait penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam pengembangan senjata dan alat pengawasan menuai kritik tajam dari kelompok hak asasi manusia.
Dalam pembaruan pedomannya, Alphabet menghapus bagian yang sebelumnya melarang penggunaan AI dalam aplikasi yang "berpotensi menimbulkan bahaya". Human Rights Watch menilai langkah ini berbahaya, terutama karena AI dapat memperumit pertanggungjawaban dalam keputusan militer yang berdampak pada kehidupan manusia.
“Bagi perusahaan pemimpin global untuk mengabaikan batasan yang sebelumnya ditetapkan sendiri menunjukkan pergeseran yang mengkhawatirkan. Ini terjadi di saat kita justru sangat membutuhkan kepemimpinan yang bertanggung jawab dalam AI,” ujar Anna Bacciarelli, peneliti senior AI di Human Rights Watch, kepada BBC, dikutip Rabu (5/2).
Ia juga menyoroti bahwa keputusan sepihak ini membuktikan bahwa pedoman sukarela tidak bisa menggantikan regulasi dan hukum yang mengikat.
Baca juga:
BI Koordinasi Dengan Google Sesuaikan Info Nilai Tukar, Posisi Bukan Rp 8.170,65 Per Dolar
Menanggapi kritik tersebut, Google membela langkahnya dalam sebuah blog, menyatakan bahwa AI seharusnya dikembangkan untuk mendukung keamanan nasional dengan kolaborasi antara bisnis dan pemerintah demokratis.
Blog yang ditulis oleh James Manyika (wakil presiden senior) dan Sir Demis Hassabis (pemimpin AI lab Google DeepMind) ini menegaskan bahwa prinsip AI yang dibuat Google pada 2018 perlu diperbarui seiring dengan perkembangan teknologi.
"Demokrasi harus memimpin dalam pengembangan AI, berlandaskan nilai-nilai inti seperti kebebasan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia," tulis Alphabet.
"Kami percaya bahwa perusahaan, pemerintah, dan organisasi yang berbagi nilai-nilai ini harus bekerja sama menciptakan AI yang melindungi masyarakat, mendorong pertumbuhan global, dan mendukung keamanan nasional."
Meski AI memiliki potensi luas dalam dunia militer, kekhawatiran terhadap penggunaannya, terutama dalam sistem senjata otonom, terus menjadi perdebatan sengit.
Bagikan
Berita Terkait
OPPO Find X9 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Ganda 200MP, Meluncur Tahun Depan!
Apple Mulai Bingung, Terpaksa Minta Samsung Jadi Pemasok Memori iPhone 18
Bikin Penggemar Kecewa, Samsung Galaxy S26 Edge Batal Meluncur
OPPO Reno 15 Series Segera Meluncur di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7 2026, Desainnya Mirip iPhone Fold
Meluncur 25 Desember, Xiaomi 17 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Telefoto Periskop 200MP
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
OPPO Find X9 Bakal Punya 2 Kamera 200MP, tapi Bukan Seri Ultra
Bocoran Terbaru Xiaomi 17 Ultra: Bawa Sensor OmniVision dan Kamera Telefoto 200MP S5KHPE
OPPO Find X9 Ultra Kemungkinan Bawa Baterai 7.500 mAh, Bisa Kalahkan Pesaingnya