Gonjlengan, Ketika Pemilik Ayam dan Pencurinya Makan Bersama


Penikmat Nasi Gonjleng di Warung Gonjleng milik Bu Haji Wiwi di Kota Cilegon, Jumat (11/3). (Foto MerahPutih/Dian Sucitra)
MerahPutih Kuliner - Kedekatan emosional Kesultanan Banten dan kerajaan-kerajaan di timur tengah, wilayah di ujung barat Pulau Jawa ini mempunyai hidangan yang mirip. Di Banten, ada hidangan nasi yang sangat khas mirip dengan Nasi Kebuli. Nasi Gonjleng, begitu nama hidangan itu disebut.
Nasi Gonjleng menggunakan lauk daging kerbau, sapi, kambing, atau ayam dan dihidangkan dengan acar, dan emping, namun yang menarik adalah kisah manusia yang melatari proses memasaknya.
Cerita yang berkembang di masyarakat kota Serang, yang disebut Nasi Gonjleng adalah nasi yang dimasak dan dinikmati beramai-ramai pada malam hari oleh para peronda. Keseluruhan proses itu, disebut dengan Gonjlengan.
Menurut Bu Haji Wiwi, pemilik Warung Gonjleng di Kota Cilegon, khusus untuk nasi Gonjleng Ayam, dahulu masyarakat Kota Cilegon banyak yang memelihara ayam, ketika para peronda memasak Nasi Gonjleng, terasa ada yang kurang tanpa lauk pauk. Para peronda jail itu kemudian mencuri ayam warga, ketika hidangan siap disantap, pemilik ayam akan dibangunkan untuk ikut makan.
"Besoknya yang punya ayam mencari-cari ayamnya yang hilang bertanya ke sana ke mari," ujarnya, Jumat (11/3).
Merespon pertanyaan itu, para peronda seolah merasa tidak berdosa justru bertanya balik kepada pemilik ayam.
"Lah yang kamu makan kemarin memangnya ayam siapa?" tambahnya sambil tersenyum.
Pada perkembangannya, Nasi Gonjleng dihidangkan pada hari-hari besar seperti Hari Raya, Isra Mi'raj, atau Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun kini kita bisa menikmatinya setiap hari di Warung Gonjleng milik Bu Haji Wiwi yang terletak tepat di depan Hotel Cilegon. (ctr)
BACA JUGA: