Gedoran Depok Antara Golongan Kiri, Nasionalis, dan Agamais Bersatu


Wenri Wanhar Budayawan Depok (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
MerahPutih Budaya - Peristiwa Gedoran Depok yang terjadi pada 11 Oktober 1945 merupakan pergolakan yang terjadi antara Kaum Depok dengan aktivis muda yang tergabung dalam laskar-laskar. Bahkan, menurut sejarawan Wenri Wanhar, ketika itu antara Golongan Kiri, Nasionalis, dan Agamais bergabung menjadi satu guna mendukung kemerdekaan Republik Indonesia.
"Pasca-proklamasi banyak laskar. Ada yang berangkat dari ideologi Nasionalis; dalam dokumen Depok menyebutkan BKR, BP, dan lain-lain. Kemudian ada yang berangkat dari Agama, yang dikenal dengan nama Hizbullah. Dan ada lagi dari gerombolan Kiri yang berkumpul di Bogor. Semua bergabung menjadi satu," jelas sejarawan yang sering melemparkan senyuman, Wenri Wanhar kepada merahputih.com di rumah tua, Jalan Margonda, Depok, Rabu (11/5).
Dalam laporan intelejen Belanda, tambah Wenri, lebih dari 4.000 orang menyerbu Depok. "Ada yang naik trem, kereta sapi, dan kendaraan apa pun pada zamannya," tambahnya.
Dan tidak dapat dipungkiri, sebelum pergolakan (Gedoran Depok) terjadi, ada beberapa kekuatan yang mengorganisir laskar tersebut untuk menyerbu, merebut, dan menduduki Depok.
Adapun salah satu penyebab penyerbuan itu terjadi akibat keengganan Depok untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia dan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ihwal tersebut, sontak memompa semangat sebagian besar pejuang revolusi untuk melakukan penyerbuan Depok yang banyak menumpahkan darah.
Meski demikian, Gedoran Depok merupakan sebuah pelajaran, di mana perang tersebut, masih kata Wenri, merupakan perang saudara.(Ard)
BACA JUGA: