Gadis Remaja Ini Buat Website untuk Perkampungan Betawi Setu Babakan

SAAT ini banyak anak muda yang enggan mempelajari budaya tradisional. Alasannya, belajar budaya tidaklah keren atau dianggap norak. Namun, hal itu tidak berlaku bagi gadis cantik berusia 16 tahun, Frances Caitlin Tirtaguna.

Setelah tahun lalu menulis buku berjudul Ondel-ondel Galau, kini ia kembali menunjukan kepeduliannya terhadap budaya dan perekonomian masyarakat Betawi. Ia ingin mengenalkan budaya Betawi ke dunia lewat platform digital yakni website dan diserahkan ke Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan.

Melalui rilis yang diterima merahputih.com, Senin (29/4) Frances mengaku ide membuat website muncul ketika dirinya melakukan riset untuk buku Ondel-ondel Galau. Saat itu ia merasa kesulitan mendapatan informasi yang valid tentang budaya betawi di media sosial.

Alasan lainnya, Frances kesulitan mencari jajanan pengisi perut ketika riset di Setu Babakan. Karena di sana penjual makanan dan minuman khas Betawi agak sulit ditemui ketika hari kerja. Dengan membuat website diharapkan bisa menjadi wadah yang tepat untuk mendukung PBB Setu Babakan sebagai tujuan utama wisata di Jakarta.

"Website resmi ini akan membantu memberikan berbagai informasi tentang budaya asli kota Jakarta beserta peta lokasi untuk mencapai lokasi PBB Setu Babakan” ungkap Frances.

Keinginan gadis berkacamata ini juga didukung penuh oleh para tokoh Betawi dan Unit Pengelola Kawasan (UPK) PBB Setu Babakan. Website ini akan diserahterimakan pada pertengahan bulan Mei 2019 mendatang di UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

Dengan adanya website PBB Setu Babakan ini, siapapun bisa mengakses dengan mudah informasi lengkap tentang Kebudayaan Betawi dan Perkampungan Budaya Betawi. Mulai dari sejarah, profil, fasilitas dan ragam budaya. Di dalam website juga memberikan informasi mengenai berita terbaru dan acara-acara yang akan diselenggarakan di PBB Setu Babakan.

Website ini juga mendukung tekad Frances untuk meningkatkan perekonomian PBB Setu Babakan. Karena masyarakat bisa dengan mudah mencari kuliner, batik, cinderamata, bahkan sanggar-sanggar kesenian Betawi pada salah satu menu.