Full Day School Ancam Nawacita Presiden Jokowi


Sejumlah spanduk bernada penolakan terhadap FDS yang dilakukan oleh warga NU di kawasan Stadion Sriwedari, Solo, Kamis (24/8). (MP/Win)
MerahPutih.com - Nawacita Presiden Joko Widodo untuk melakukan revolusi mental tak akan berjalan dengan mulus jika penerapan Full Day School (FDS) tetap dilangsungkan. Pasalnya hal tersebut mengancam pembentukan karakter seorang siswa.
Hal ini dijelaskan Muhammad Mahbub, koordinator aksi damai menolak kebijakan lima hari sekolah yang dilakukan oleh puluhan ribu warga NU dari Soloraya, Kamis (24/8).
Dalam aksi tersebut, mereka melakukan aksi long march dari kawasan Stadion Sriwedari menuju ke Bundaran Gladak, dan diakhiri di Masjid Agung Solo untuk melakukan istigasah bersama.
“Ingat tujuan utama Presiden Jokowi menerapkan hal ini untuk membentuk karakter seorang anak. Namun nyatanya, bukan karakter yang dibentuk, namun hanya intelektual saja. Jelas ini bukan yang kami harapkan,” katanya di sela kegiatan.
Mereka meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhadjir Effendi untuk mencabut Permendikbud 23 Tahun 2017.
“Yang jelas kami menolak dengan keras kebijakan lima hari sekolah karena bisa membuat eksistensi Madrasah Diniah Takmiliyah (MDT), Taman Pendidikan Alquran, pondok pesantren dan madrasah formal menjadi terganggu hingga terancam gulung tikar,” terangnya. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Win, kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Puluhan Ribu Warga NU Soloraya Tolak Full Day School