Fisik Pembalap Tidak Bisa Menahan Downforce MotoGP


Aleix Espargaro sebut aerodinamika MotoGP saat ini berlebihan. (Foto: MotoGP)
Merahputih.com - Pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, finis di posisi 11 pada GP Italia awal Juni lalu dalam balapan yang sulit bagi pengguna RS-GP.
Dalam balapan itu, Maverick Vinales menjadi yang terbaik dari tim tersebut dengan finis di urutan kedelapan.
Espargaro mengakui setelan motornya tidak optimal dan merasa aerodinamika di MotoGP saat ini sudah melampaui batas kemampuan fisik pembalap.
"Bencana," kata Espargaro ketika ditanya tentang kondisi fisiknya setelah GP Italia dilansir Motorsport, Sabtu (15/6).
Baca juga:
Manuver Gaet Pembalap MotoGP Usai Ducati Pilih Marquez
"Satu lap lagi dan saya harus berhenti. Tidak bisa dipercaya. Motornya sangat agresif dan sangat gugup."
"Saya tidak bisa berakselerasi atau mengerem dengan baik. Delapan sampai sepuluh lap terakhir saya hanya bisa mengerem dengan satu jari," tambahnya.
Espargaro menambahkan downforce di kelas MotoGP saat ini terlalu berlebihan untuk ditanggung oleh tubuh manusia.
Ia bukan satu-satunya yang mengalami masalah fisik di Mugello. Pembalap Yamaha, Alex Rins dan Fabio Quartararo, juga mengeluhkan cedera arm pump.
Baca juga:
Bastianini dan Vinales Resmi Perkuat Red Bull KTM Tech3 di MotoGP 2025
Pengembangan aerodinamika menjadi fokus utama di MotoGP sejak Ducati memulai penggunaan winglet pada motornya pada 2015.
Meski ada upaya MotoGP untuk membatasi hal ini pada 2017, pabrikan tetap mengembangkan konsep aerodinamika baru dalam kerangka peraturan yang ada.
Pada perombakan regulasi 2027, pengembangan aerodinamika akan dihilangkan untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap tontonan balap.
Pada 2015, lap tercepat di Mugello adalah 1 menit 46,489 detik dengan balapan diselesaikan dalam 41 menit 39,173 detik.
Pada 2024, lap tercepat adalah 1:44,504 detik dan waktu balapan adalah 40 menit 51,385 detik.
Meski peningkatan ini bukan hanya disebabkan oleh aerodinamika, tetapi juga oleh peningkatan mesin, perangkat ketinggian motor, dan pengembangan ban, jelas terlihat aerodinamika memiliki dampak signifikan terhadap MotoGP.
Downforce adalah gaya turun atau tekanan ke bawah yang diciptakan oleh karakteristik aerodinamika. (Waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dorna Akui Kesenjangan Moto3 dan Moto2 Terlalu Besar, Sinyal Kuat Kolaborasi Yamaha dan Kalex untuk Lahirkan Mesin Tunggal yang Adil dan Murah

IMI Tegaskan MotoGP Mandalika Dorong Lahirnya Pembalap Muda Berkelas Dunia

Pembalap MotoGP Goyang Tabola Bale, Ngaku Gembira Dengan Keramahtamahan Fans Indonesia

Apresiasi Dukungan 14 Tahun Federal Oil, Gresini Racing Sapa Penggemar di Jakarta Jelang MotoGP Indonesia 2025

Mengenal 'Betabeq': Ritual Tolak Bala Pemprov NTB Sebelum Gelaran MotoGP Indonesia 2025

Data & Fakta MotoGP Indonesia: 3 Juara Berbeda, Marc Marquez Belum Pernah Naik Podium di Mandalika

Patah Tulang Selangka dan Absen di MotoGP Indonesia 2025, Jorge Martin Dihadapkan Sidang Disiplin FIM Terkait Insiden dengan Marco Bezzecchi

Tiket MotoGP Mandalika 2025 Ludes 87% Jauh Sebelum Balapan, ITDC Pastikan Ajang Tahun Ini Jauh Lebih Aman dan Meriah

Batal 'Tunda' Gelar Juara Sang Kakak, Alex Marquez: Marc Pantas Mendapatkannya!

Sambut Sang Raja MotoGP 2025, Marc Marquez Sudah Disiapkan 'Karpet Merah' dan 'Special Event'
