Film 'The Creator' Kisahkan Kekhawatiran Masa Depan AI


The Creator tayang perdana di bioskop 29 September. (MP/Andrew Francois)
DENGAN meningkatnya penggunaan perangkat lunak kecerdasan buatan seperti ChatGPT OpenAI, film fiksi ilmiah The Creator karya Gareth Edwards membawa kisah yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan budaya saat ini, utamanya menyangkut kecerdasan buatan (AI).
Film ini sejatinya tidak berusaha meramal apa yang akan terjadi di masa depan dengan perkembangan AI yang 'brutal', seperti yang terjadi saat ini. Namun, film ini tampaknya ingin menyajikan pandangan inklusif tentang kecerdasan mesin dan teknologi.
Baca Juga:
Penemuan Teknologi OI Diperkirakan akan Kalahkan Kecerdasan AI

Meski penggambaran suasana pada film ini terasa distopia. Namun Edwards seolah ingin menyampaikan bahwa ramalan konflik global tentang robot dan kecerdasan buatan belum tentu benar. Robot dan AI sejatinya hanya ingin hidup berdampingan dengan manusia.
Edwards dan penulis skenario Chris Weitz menciptakan visi yang menarik dan emosional tentang masa depan. Teknologi yang tidak terkendali dapat mengancam peradaban manusia. Film itu menghindari isu-isu geopolitik yang biasanya menjadi fokus konflik teknologi dan lebih berfokus pada karakter-karakter utama.
Cerita dalam film itu berpusat pada Joshua Taylor (John David Washington), anggota pasukan khusus yang harus menyusup ke wilayah musuh di Asia Baru berhadapan dengan ancaman AI.
Seiring dengan berjalannya cerita, Taylor menemukan bahwa teknologi AI paling mutakhir terwujud dalam bentuk gadis berusia enam tahun bernama Alphie (Madeleine Yun a Voyles), yang kemudian menimbulkan konflik moral.
Baca Juga:
Robot Virtual Bertenaga AI Ditunjuk Jadi CEO
Film ini menyajikan dunia futuristik yang terasa autentik dengan teknik produksi inovatif yang tidak memerlukan anggaran besar. Meski pengambilan gambar dilakukan di berbagai lokasi di Asia dan AS. Seperti Tokyo dan Los Angeles, efek visual yang digunakan berhasil menciptakan dunia seolah nyata.
Para pemain dalam film itu, seperti John David Washington, Allison Janney, dan Madeleine Yun a Voyles, memberikan penampilan yang kuat dan meyakinkan. Peran Voyles sebagai Alphie, yang berkembang dari AI menjadi karakter yang hampir seperti manusia, sangat mencolok.
Dengan segala inovasi teknisnya, film ini mungkin mendapatkan perhatian dalam nominasi penghargaan teknis dan bahkan dalam beberapa kategori akting jika film ini bisa mengatasi bias pada fiksi ilmiah.
Apapun hasilnya, film itu akan tetap dikenang karena kecerdikan ceritanya, gaya visual yang mencolok, dan tema budayanya yang mendalam. Perilisan pada tahun ini mungkin ide bagus, mengingat peluncuran Dune: Part Two mundur ke tahun 2024. (waf)
Baca Juga:
Foto Hasil AI Menangi Penghargaan, Fotografernya Tolak Penghargaannya
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Bodi iPhone 17 Pro Alami Masalah 'Scratchgate', Lagi Ramai Jadi Perbincangan

Film 'Si Paling Aktor': Ketika Figuran Mendapatkan Sorotan Utama

Baby Yoda Kembali, 'Star Wars: The Mandalorian & Grogu' Tayang 22 Mei 2026

Jejak Masa Lalu dan Teror Fotografi dalam Film Horor 'Shutter', Dibintangi Vino G. Bastian dan Anya Geraldine

Film 'Keadilan (The Verdict)' Tayang di Bioskop 20 November 2025, Simak Sinopsis hingga Fakta Menarik di Balik Produksinya

Bocoran Warna Xiaomi 17 Series Terungkap, Segera Meluncur 25 September

'Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle' Kembali Pimpin Chart Box Office AS, Jadi Film Anime Terlaris Sepanjang Masa

Suzzanna Universe Berlanjut, 'Santet Dosa di Atas Dosa' Segera Meneror Bioskop

Tom Holland Alami Gegar Otak Ringan, Syuting 'Spider-Man: Brand New Day' Dihentikan Sementara

iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!
