Film Keluarga Cemara, Refleksikan Betapa Besarnya Arti Keluarga Dibanding Harta


Film Keluarga Cemara, sarat akan nilai moral dan menggambarkan betapa pentingya sebuah keluarga (Foto: instagram @filmkeluargacemara)
TAHUKAH kamu jika Hari ini, 29 Mei merupakan Hari Keluarga Nasional atau Harganas. Dimana merupakan salah satu hari penting nasional.
Keputusan Harganas sendiri diputuskan pada tahun 2014, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia, nomor 29 Tahun 2014.
Nah di Hari Keluarga nasional, belum lengkap rasanya jika kita tak merayakannya dengan hal-hal yang berkaitan tentang keluarga. Film recommended tentang keluarga misalnya, salah satunya yaitu Film Keluarga Cemara yang sangat fenomenal di awal tahun 2019 lalu.
Pada awal tahun 2019, ada sebuah film yang cukup menarik perhatian para pecinta film tanah air. Film tersebut ialah film Keluarga Cemara yang tayang serentak di Bioskop tanah air pada tanggal 3 Januari 2019.
Untuk kamu para generasi 90an tentu tak asing lagi dengan nama Keluarga Cemara. Pastinya kamu langsung teringat dengan sebuah sientron legendaris dengan judul sama yang tayang di era 90-an.

Ya, Film ini memang erat kaitannya dengan sinetron keluarga cemara, karena film Keluarga cemara diangkat dari sinetron tersebut. Di mana pada film Keluarga Cemara masih menghadirkan beberapa tokoh di sinetron yaitu Abah, Emak, Eus, Ara serta Agil.
Untuk pemeran pada Film Keluarga Cemara sendiri, dibintangi oleh berbagai aktor dan aktris ternama tanah air, seperti Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Zara JKT48 (Euis), Widuri Putri Sasono (Ara), dan seorang bayi yang berperan sebagai Agil.
Selain itu ada pula beberapa nama besar lainnya seperti Maudy Koesnaedi, Gading Marten, Asri Welas, Ariyo Wahab dan lain-lain.
Film besutan sutradara Yandi Laurens tersebut sedikit mirip dengan versi sinetronnya yang sangat legendaris. Di mana cerita pada film tersebut masih terfokus dengan dinamika keluarga Abah yang harus berjuang di masa-masa sulitnya.
Film ini berkisah tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Abah, Emak dan dua orang anak perempuannya yaitu Euis serta Ara. Mereka merupakan sebuah keluarga bahagia yang sangat rukun.
Di mana Abah selaku kepala keluarga sibuk dengan pekerjaanya dan mengurus para karyawannya. Emak yang sangat pintar memasak, Euis seorang anak SMP yang hobi ngedance, serta Ara seorang anak berusia 7 tahun yang hobi menggambar.

Awal cerita yaitu Abah ditipu oleh kakak iparnya, hingga membuat keluarga Abah pergi dari rumah yang sudah ditinggalinya belasan tahun. Hal itu lantaran hutang perusahaan yang tak dapat dibayar, hingga Abah dan keluarganya pun harus membayar ganti rugi dan menanggung akibatnya.
Karena kebangkrutannya, Abah dan keluarga pun mau tak mau pindah ke sebuah desa kecil di wilayah Jawa Barat. Mereka akhirnya tinggal sementara di rumah warisan dari ayah Abah yang telah meninggal dunia. Hal itu pun sontak berbanding 180 derajat dengan kehidupan mereka sebelumnya.
Ditengah sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota besar, Abah dan keluarga pun memulai hidup sederhana, apa daya dan bisa dibilang serba terbatas, setelah itu cerita pun berlanjut dengan sangat menarik.

Pada film yang satu ini, alur ceritanya sangat menarik, dan banyak sekali nilai moral yang tersirat pada film tersebut. Apalagi dengan kisah keluarga sederhananya, yang sangat menyentuh hati.
Film ini tak sekedar film drama yang mengaduk perasaan kamu, bukan pula yang meluruhkan air matamu, namun dapat membuat kamu merasa senang saat selesai menonton film tersebut.
Karena film ini menggambarkan solusi dari sebuah keterpurukan atau kebangkrutan ialah bukan soal meraih kembali harta, tapi kebesaran hati kamu untuk menerima keadaan yang kamu jalani saat ini.
Untuk kamu yang dulu pernah menonton sinetron Keluarga Cemara, pada Film layar lebar Keluarga Cemara terdapat beberapa perbedaan yang sangat terlihat.
Perbedaan tersebut antara lain yaitu dari mulai latar waktu yang lebih kekinian, karakter Euis yang tampak lebih modern, perbedaan usia antara Agil dan Ara, perbedaan pekerjaan Abah, perbedaan latar tempat, perjuangan Emak yang berbeda, dan tentunya Ending cerita yang berbeda dari sinetron. (ryn)
Bagikan
Berita Terkait
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas

Sarat akan Pesan Satir, Sutradara Garin Nugroho Hadirkan Film Komedi 'Dilanjutkan Salah Disudahi Perih'

Nicholas Saputra Bintangi Film Tragedi 'Tukar Takdir', Siap Tayang 2 Oktober 2025

Joko Anwar Jalin Kerja Sama dengan Produser ‘Parasite’ Barunson E&A, Distribusikan Film Horor ‘Ghost in the Cell’

23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF

Sinopsis Film Komedi Horor "Harusnya Horor", Debut Reza Arap di Kursi Sutradara

Film Animasi 'Garuda di Dadaku' dari Base Entertainment akan Tayang 2026

Film 'Merah Putih: One For All' Dirujak Netizen se-Indonesia, DPR: Ini Bagian dari Evaluasi

Bantah Kasih Duit untuk Penggarapan Film Animasi 'Merah Putih: One for All', Pemerintah Sebut Hanya Kasih Masukan soal Teknis Cerita

Film 'Siapa Dia' Jadi Musikal Perdana di 2025, Bertabur Bintang dan Intip Sinopsisnya
