Film

Film dengan Kearifan Lokal Warnai Perfilman Indonesia

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 28 April 2018
Film dengan Kearifan Lokal Warnai Perfilman Indonesia

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. (Foto: bookmyshow)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INDONESIA terdiri dari 742 bahasa daerah. Dari ratusan bahasa tersebut, ada fakta mengejutkan yang mengancam kelestarian bahasa daerah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyatakan pada akhur abad ini (sekitar tahun 2090) jumlah bahasa daerah yang tersisa hanya berkisar 10 persen atau hanya 75 bahasa daerah.

Resah dengan hal tersebut, para sineas Indonesia berbondong-bondong melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi kepunahan tersebut dengan cara membuat film berbahasa daerah. Penggunaan bahasa daerah dalam film nasional mengundang animo besar dari masyarakat. "Film berbahasa daerah membuat para penonton yang sebagian besar perantau merasa dekat dan mengobati kerinduan akan kampung halaman," ucap pengamat film, Yan Wijaya. Berikut sejumlah film berbahasa daerah yang mendapat apresiasi tinggi dari penonton dalam dan luar negeri.

1. Yowis Ben

yowis ben
(Foto: Videomusiconlinehi)

Yowis Ben merupakan film nasional yang 80% dialognya menggunakan Bahasa Jawa Timur. Kualitas film ini tak diragukan lagi. IMDb memberi rate 9.8/10 untuk film ini. Mengambil latar tempat kota Malang, film yang dirilis pada 22 Februari 2018 di bioskop-bioskop tanah air ini menyedot perhatian penonton Indonesia yang notabenenya berasal dari Jawa Timur. Tak hanya penonton Jawa Timur, presiden Joko Widodo pun meluangkan waktunya untuk menonton film tersebut saat melakukan kunjungan ke kota Malang. Film ini telah disaksikan oleh 544.040 penonton.

Film yang dibintangi oleh Bayu Skak, Joshua Suherman, Cut Meyriska, Brandon Salim dan Tutus Thomson ini menceritakan tentang dua remaja bernama Bayu (Bayu Skak) dan Doni (Joshua Suherman) yang kerap menjadi bulan-bulanan teman satu sekolahnya. Bermodalkan kemampuan Bayu dalam bermain bass dan Doni yang bisa bermain gitar, keduanya membentuk band. Keduanya mengajak sahabatnya Yayan (Tutus Thomson) seorang tukang tabuh bedug untuk bermain drum dan Nando (Brandon Salim) sebagai kibordis. Band tersebut mereka beri nama Yowis Ben.


2. Uang Panai

uang panai
(Foto: bookmyshow)

Film yang mengangkat latar belakang kebudayaan Makassar-Bugis telah dinikmati 500.000 penonton saat diputar di bioskop pada 2016. Hal tersebut membuat film Uang Panai menjadi film daerah pertama yang tembus Box Office Indonesia. Salah satu pemain Uang Panai, Nurfadillah Naifa mengungkapkan bahwa saat film ini ditayangkan di Makassar, jumlah penontonnya membludak. "Orang-orang sudah antre sejak pukul delapan pagi padahal mal buka pukul sepuluh," ucap perempuan yang kerap disapa Dillah ini.

Uang Panai menceritakan tentang Anca (Ikram Noor) yang kembali bertemu mantan kekasihnya Risna (Nurfadillah Naifa). Benih-benih cinta kembali tumbuh diantara keduanya. Tak ingin kehilangan Risna untuk kedua kalinya, membuat Anca melamar Risna. Namun niat sucinya tersebut terhalang oleh syarat adat.

Dalam adat Bugis (Makassar) pihak pria harus menyiapkan uang panai (mahar) untuk pihak perempuan. Jumlahnya pun disesuaikan dengan status sosial perempuan. Anca pun harus mati-matian mengumpulkan uang demi dapat meminang Risna.

Ketika sedang berjuang, Anca harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya dijodohkan dengan pria lain yang dianggap lebih mampu darinya. Hal tersebut sempat membuatnya merasa tertekan. Film yang disutradarai Gani Safia dan Asril Sani ini membawa warna baru dalam perfilman Indonesia karena mengangkat kearifan lokal.

3. Sekala Niskala

sekala niskala
(Foto: oldeuboi)

Mengangkat kebudayaan Bali, membuat film ini tak hanya dinikmati oleh penonton Indonesia tetapi juga penonton mancanegara. Film garapan Kamila Andini ini bahkan berhasil mendapat penghargaan dari Berlin Film Festival pada 24 Februari 2018. Sekala Niskala atau yang dalam Bahasa Inggris berjudul The Seen and Unseen ini meraih predikat film panjang terbaik. Tak hanya itu, film ini juga meraih penghargaan dari Grand Prix di Tokyo FILMeX 2017, Asia Pacific Screen Award 2017 kategori Film Remaja Terbaik, dan Golden Hanoman Aware di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017.

Film yang menggunakan dialog berbahasa Bali ini berangkat dari tradisi dan mitos kebudayaan yang ada di Bali tentang kembar laki-laki dan perempuan (kembar buncing). Sepasang anak kembar bernama Tantri (Thaly Kasih) dan Tantra (Gus Sena) belajar mengenai makna perpisahan. Tantri harus menghadapi kenyataan bahwa Tantra mengalami sakit keras. Selain menampilkan adat Bali, film ini juga menonjolkan unsur kesenian Bali nan magis dan eksotik. Hal tersebut divisualisasikan dengan tarian-tarian dengan gerakan apik.

4. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak

marlina si pembunuh dalam empat babak
(Foto: duniaku)

Mouly Surya selaku sutradara film Marlina Si Pembunuh Empat Babak menyuguhkan genre baru dalam perfilman Indonesia yang disebut Satay Western. Di luar negeri, film bertema koboy menggunakan nama makanan khas dari negara masing-masing sebagai nama genre film. Misalnya, Spaghetti Western untuk film koboy di Italia atau Kimchi Western di Korea Selatan. Makanan khas Indonesia adalah satay, sehingga di Indonesia film ini disebut Satay Western. Meski menggunakan nama western, film ini kental akan adat dan tradisi daerah. Film ini seluruhnya menggunakan dialog berbahasa NTT.

Sebelum resmi diputar di Indonesia pada 16 November 2017, film yang mengambil latar tempat Sumba ini telah lebih dulu melanglang buana di kancah internasional di antaranya Cannes, New Zealand, Toronto, Busan, Melbourne dan Maroko.

Film ini menyabet juara di Festival International du Film de Femmes de Sale, Maroko dan Asian NestWave, Filipina. Marsha Timothy selaku pemeran Marlina pun mendapat penghargaan di Sitges International Fantastic Festival sebagai aktris terbaik.

Film ini menceritakan tentang perempuan Sumba bernama Marlina (Marsha Timothy) yang harus menjalani kehidupan keras setelah suaminya meninggal. Harta bendanya ludes dibawa kawanan perampok. Tak hanya itu, ia juga diperkosa oleh ketua perampok tersebut, Markus (Egi Fedly). Tak tahan terus ditindas, ia melakukan perlawanan dengan memenggal kepala Markus saat sedang memperkosanya. (avia)

#Film
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

ShowBiz
Amazon Teken Kontrak dengan Netflix, James Bond Ikut Pindah Rumah
udul film ikonis James Bond yang ditayangkan Netflix antara lain Die Another Day, No Time to Die, Quantum of Solace, dan Skyfall.
Dwi Astarini - Senin, 22 Desember 2025
Amazon Teken Kontrak dengan Netflix, James Bond Ikut Pindah Rumah
ShowBiz
Disutradarai Baim Wong, Christine Hakim Karakter Utama dalam Film ‘Semua Akan Baik-baik Saja’
Aktris senior Christine Hakim membintangi film keluarga 'Semua Akan Baik-baik Saja' yang disutradarai Baim Wong.
Frengky Aruan - Minggu, 21 Desember 2025
Disutradarai Baim Wong, Christine Hakim Karakter Utama dalam Film ‘Semua Akan Baik-baik Saja’
ShowBiz
'The Super Mario Galaxy Movie' Tayang 2026, Mario Bertualang ke Luar Angkasa
Universal Pictures mengumumkan The Super Mario Galaxy Movie yang akan tayang 3 April 2026. Hadirkan petualangan luar angkasa Mario menyelamatkan Princess Peach.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 20 Desember 2025
'The Super Mario Galaxy Movie' Tayang 2026, Mario Bertualang ke Luar Angkasa
ShowBiz
Captain America Steve Rogers Muncul Dalam Trailer 'Avengers: Doomsday'
Setelah fokus pada kembalinya Steve Rogers, duo sutradara Joe dan Anthony Russo dikabarkan akan merilis rangkaian teaser susulan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 20 Desember 2025
Captain America Steve Rogers Muncul Dalam Trailer 'Avengers: Doomsday'
ShowBiz
'Ratu Petaka': Film Thriller Dunia Modeling Debut Sutradara Gandhi Fernando Siap Tayang di 2026
VMS Studio mengumumkan pemeran baru film thriller Ratu Petaka garapan Gandhi Fernando. Berlatar dunia modeling penuh intrik dan teror, tayang 2026.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 Desember 2025
'Ratu Petaka': Film Thriller Dunia Modeling Debut Sutradara Gandhi Fernando Siap Tayang di 2026
ShowBiz
Film Korea 'Boy' Tampilkan Dunia Distopia Masa Depan, Siap Tayang Januari 2026
Film Korea Boy merilis poster terbaru bergaya neon-noir berlatar dunia distopia masa depan. Dibintangi Cho Byeong Kyu, Yoo In Soo, JINI, dan Seo In Guk.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 Desember 2025
Film Korea 'Boy' Tampilkan Dunia Distopia Masa Depan, Siap Tayang Januari 2026
Lifestyle
Warner Bros Disebut-Sebut akan Tolak Tawaran Paramount, Khawatirkan Pendanaan Akuisisi
Warner Bros akan menyarankan para pemegang saham menolak tawaran Paramount karena sejumlah kekhawatiran mengenai cara pendanaan transaksi tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Warner Bros Disebut-Sebut akan Tolak Tawaran Paramount, Khawatirkan Pendanaan Akuisisi
Fun
Disclosure Day, Film Sci-Fi Steven Spielberg yang Penuh Teka-teki
Steven Spielberg menyiapkan Disclosure Day, film sci-fi misterius bertema pengungkapan global. Tayang 12 Juni 2026, ini bocoran trailernya.
ImanK - Rabu, 17 Desember 2025
Disclosure Day, Film Sci-Fi Steven Spielberg yang Penuh Teka-teki
ShowBiz
Joko Anwar Raih Penghargaan Bergengsi Chevalier des Arts et des Lettres dari Prancis
Joko Anwar menerima penghargaan Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres dari pemerintah Prancis atas kontribusinya di dunia perfilman internasional.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Desember 2025
Joko Anwar Raih Penghargaan Bergengsi Chevalier des Arts et des Lettres dari Prancis
ShowBiz
Film Horor Korea 'Perfect Girl' Siap Tayang 2026, Dibintangi Jeon Somi dan Nancy Momoland
Film horor Korea Perfect Girl siap tayang awal 2026. Dibintangi Jeon Somi, Nancy Momoland, hingga Siyoon Billlie, film ini menggabungkan dunia K-pop dan teror berdarah.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Desember 2025
Film Horor Korea 'Perfect Girl' Siap Tayang 2026, Dibintangi Jeon Somi dan Nancy Momoland
Bagikan