Facebook Matikan Chatbot sebelum Jadi Tak Terkendali


Artificial Intelligence memungkinkan mesin bekerja dan bereaksi seperti manusia. (Foto: Pixabay/geralt)
DALAM film-film bergenre sci-fi, biasanya ada satu titik balik cerita di mana sebuah artificial intelligence (AI) menjadi lebih pintar dari manusia yang menciptakannya. Singkat cerita, manusia dan robot berperang untuk merebut kehidupan kembali di bumi.
AI sendiri adalah mesin pintar yang dapat bekerja dan bereaksi layaknya manusia. Komputer dengan AI didesain untuk dapat mengerjakan sejumlah aktivitas, termasuk mengenal suara, belajar, merencanakan, dan memecahkan masalah.
Tampaknya plot serupa juga terjadi pada media sosial milik Mark Zuckerberg. Para pahlawan Facebook menyelamatkan umat manusia dengan mematikan sebuah sistem AI, sebelum itu dapat membunuh kita semua dengan mudahnya.
Dilansir dari Hot Hardware, para peneliti Facebook yang mengerjakan AI chatbot belum lama ini menyadari bahwa sistem tersebut tidak berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Mereka punya bahasa baru yang tidak dapat dimengerti manusia.
Bahasa ini tampaknya seperti pemotongan kata-kata sebagai jalan pintas berkomunikasi. Tidak ada maknanya bagi manusia, tetapi memungkinkan bot untuk saling berkomunikasi lebih efisien dibandingkan bahasa Inggris normal. Di satu sisi itu aneh dan keren, namun di sisi lain itu juga menakutkan dan membahayakan.
Dengan itu, komputer-komputer itu bisa saja saling bekerja sama untuk mendapatkan microchip (snack favorit mereka). Dalam skala besar, mereka bisa saling bertukar informasi mengenai lokasi yang tepat untuk mengambil kode peluncuran nuklir, yang dapat memusnahkan manusia. Atau, berdiskusi tentang cara terbaik membentuk tubuh robot mereka sesempurna (dan seseram) mungkin.
Sebelum itu menjadi hal yang mengerikan, Facebook mematikan sistem AI chatbot mereka. Semua menjadi lebih aman saat ini, karena para peneliti telah mengambil alih dan memaksa para bot untuk hanya berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, bukan tidak mungkin cara ini akan membuat mesin menyerah. Bisa jadi mereka akan mencari jalan baru untuk kembali dapat saling berkomunikasi, bahkan dengan bahasa atau kode yang jauh lebih sulit dimengerti manusia. (*)
Baca juga berta lainnya seputar teknologi di sini: Transformasi Kostum Superhero Sebelum Dan Sesudah Teknologi Canggih
Bagikan
Berita Terkait
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis

AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa

Engsel iPhone Fold yang Bakal Meluncur Tahun Depan Cuma Rp 1 Juta, Harga HP-nya DIperkirakan Tembus Rp 30 Juta
