Erick Thohir Minta Maaf Bahan Obat Hingga Alkes Impor dari Luar Negeri
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Kepala BNPB Doni Monardo di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/3). (Foto: MP/Kanugrahan)
Merahputih.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, saat ini mayoritas bahan baku untuk obat-obatan dan alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih impor.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut bahkan jumlahnya sampai 90 persen untuk bahan baku dari luar negeri untuk industri obat.
"Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri,” ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, Kamis (16/4).
Baca Juga
Budi Karya Sempat Sesak Nafas Sebelum Positif Terinfeksi Virus Corona
"Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan musti impor, bahan baku musti impor,” kata Erick.
Menurut Erick, mewabahnya virus corona di Indonesia harus dijadikan cambukan untuk merubah hal tersebut.
“Kalau kita enggak gotong royong, kita tidak bangun bangsa kita dengan diri sendiri, emang bangsa lain peduli? Kita yang harus peduli antara bangsa kita. Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus. Akhirnya kita terjebak short term policy. Didominasi oleh mafia-mafia, trader-trader itu,” ucap dia.
Dalam waktu dekat, ia akan mensinergikan para penemu ventilator lokal dengan BUMN-BUMN industri pertahanan dalam rangka menanggulangi pandemi Virus Corona.
Tiga perusahaan domestik milik pemerintah siap untuk memproduksi ribuan ventilator, atau alat bantu pernapasan, yang kerap dibutuhkan oleh pasien terpapar COVID-19.
"Saya berharap, kami di Kementerian BUMN terus bersinergi dengan segala Kementerian, kita tidak punya ego sektoral. Dan hari ini mudah-mudahan juga apa yang dilakukan oleh para penemu ventilator lokal juga akan kita sinergikan dengan industri pertahanan kita," ujar Erick Thohir.
Baca Juga
Menurut Erick Thohir, tidak mudah membangun industri nasional tapi mestinya bisa. Kalau hari ini bisa 10 persen, tahun depan 30 persen, kemudian tahun depannya lagi 50 persen.
Namun dia meminta bahwa upaya membangun industri nasional tersebut jangan diartikan bahwa bangsa Indonesia anti impor.
"Kita juga tidak anti impor. Memang beberapa tidak ada yang bisa dilakukan tetapi untuk yang bisa kita lakukan harus bisa," ujar Erick Thohir. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
30 Tahun Penantian, Indonesia akan Finis Runner-up di SEA Games 2025 dengan 80 Emas
SEA Games Thailand 2025: Indonesia Tempati Peringkat Kedua, Erick Thohir Soroti Mental Pantang Menyerah Atlet
Tim Indonesia ‘Tempel’ Thailand di Peringkat Atas SEA Games 2025, Erick Thohir : Tetap Fokus, jangan Hilang Konsentrasi
Menpora Minta Jangan Kaget Kalau Beda Bonus Medali Emas dan Perak SEA Games Jauh
Peringkat 2 SEA Games Dalam Genggaman, Menpora Puji Kekompakan Tim Indonesia
Banyak Kejutan di SEA Games 2025, Erick Thohir Sebut Raihan Emas Indonesia Sudah Lampaui Target
Status Juara Bertahan, Timnas Indonesia U-22 tak Dibebani Target Emas di SEA Games 2025
Indonesia Targetkan 80 Emas di SEA Games 2025, Andalkan Cabor Angkat Besi hingga Atletik
Kirim 996 Atlet ke SEA Games 2025 , Erick Thohir Pede Indonesia Raih 3 Besar di Asia Tenggara
Timnas U-23 untuk SEA Games 2025 Tak Berdaya Lawan Mali, Erick Thohir Tetap Optimis Raih Emas