Enggak Kuat Berikan 'Cash Back', Investor Utama OVO Jual Dua Pertiga Sahamnya
 
                Mochtar Riady. (MP/Rizki Fitrianto)
Merahputih.com - Investor utama OVO yang juga pendiri sekaligus pemilik Lippo Group, Mochtar Riady akan menjual dua pertiga saham perusahaan dompet digital tersebut.
"Bukan melepas, kami menjual sebagian. Sekarang (saham) kami mungkin tinggal 30 persen. Dua pertiganya kami jual," ujar Mochtar Riady saat ditemui pada acara Indonesia Digital Conference 2019 di Jakarta, Kamis (28/11).
Baca Juga
Libra, Mata Uang Digital Terbaru dari Facebook Resmi Diumumkan
Alasan Lippo Group sebagai pemegang saham utama OVO menjual dua pertiga kepemilikan saham tersebut karena tidak kuat memasok dana atau 'bakar uang' dengan layanan gratis, diskon hingga 'cash back' yang diberikan OVO.
Sejak 2017 mendapatkan lisensi uang elektronik (e-wallet), OVO telah aktif memberikan promosi diskon dan 'cash back' untuk menjaring pengguna. OVO disebut-sebut menjadi penantang Gopay di pasar uang elektronik.
"Alasannya, terus bakar uang bagaimana kami kuat," kata Mochtar.
Sebelumnya, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra membantah soal rumor hengkangnya Lippo Group dari OVO sebagai penyuntik dana.
Menurut dia, rumor tersebut sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group.
"Kami adalah perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya," kata Karaniya dalam keterangan resminya.
 
Ia menegaskan bahkan telah berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group John Riady mengenai pengembangan perusahaan ke depan dan banyak diberikan masukan serta dukunganf terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis perusahaan.
Ia menilai promosi berbentuk cash back dan pemberian fasilitas lain merupakan hal yang biasa di dunia startup saat ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.
Karaniya mengatakan OVO adalah perusahaan penyedia layanan keuangan digital yang didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat ini, para pemegang sahamnya sudah sangat beragam, seiring meningkatnya kinerja dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga
"Yang perlu dicatat adalah OVO sebagai perusahaan keuangan digital memiliki peta jalan yang jelas untuk menuju profitabilitas sebagai sebuah entitas bisnis yang berkelanjutan.
Kami baru berusia dua tahun dan sedang dalam tahap edukasi untuk pengembangan pangsa pasar. Ini penting, karena pasar uang elektronik Indonesia baru bergeliat, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam satu hingga dua tahun ke depan," jelas Karaniya. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Flexi Earn Super Rate Up Diperpanjang Hingga November 2025, Tawarkan Bunga Hingga 25 Persen
 
                      ABI Tegaskan DRX Token Sebagai Proyek Aset Digital Yang Miliki Potensi Besar di Indonesia
 
                      Mengintip Desain Rumah Subsidi Berukuran 14 Meter Persegi yang Dibanderol Mulai 100 Jutaan
 
                      DRX Token Resmi Diluncurkan, Ini Aset Kripto Lokal Kebanggaan Indonesia
 
                      NOBI x MoEngage Optimalkan Strategi Komunikasi dan Keterlibatan Pelanggan
 
                      Reku Kantongi Persetujuan Staking BAPPEBTI
 
                      DPR Akan Panggil CEO Lippo Karawaci John Riady
 
                      Anggota DPR ke Bos Anak Usaha Lippo: Nggak Ada yang Bisa Atur Republik Ini
 
                      Kenali Jenis Investasi Digital Agar Tidak Tertipu
 
                      



