Elo di Kanan, Gue di Kiri


Jalur kiri atau kanan memiliki sejarahnya pada mobilitas manusia. (Foto: youtube)
DI Indonesia, Jepang dan mayoritas Negara Permakmuran menggunakan jalur kiri dalam mengemudi. Sedangkan di beberapa negara lainnya menggunakan jalur kanan mengemudikan kendaraannya.
Hal ini semuanya kembali ke belakang, ratusan tahun yang lalu. Perbedaan ini sebenarnya lebih pada kebiasaan pada saat itu yang kemudian terbawa hingga sekarang.
Di Inggris jalur berkendara di sebelah kiri berhubungan dengan para ksatria membela dirinya. Seperti kebanyakan orang, tangan kanan adalah tangan yang aktif. Ini juga berlaku pada ksatria yang menghunus pedangnya untuk melawan musuhnya.
Jika mereka berada di jalur kanan, maka mereka harus mengalihkan posisinya terlebih dahulu kekiri untuk menyambut lawan dengan pedangnya. Makanya posisi terbaik untuk menghadapi lawan adalah di jalur kiri dengan pedang di tangan kanan. Pada jaman Romawi pun semua mobilitas menggunakan jalur kiri.
Hal ini juga berhubungan dengan peraturan pemerintah di Inggris tahun 1773 yang mengatur kereta berkuda dan pengendara berkuda harus menggunakan sisi kiri untuk mengindarkan tabrakan. Begitu juga di tahun 1835 menetapkan aturan yang sama. Tak ada perubahan setelah tahun itu.
Sedangkan di Amerika menurut BBC America, mengungkapkan sejarah jalur sebelah kanan berhubungan dengan kereta yang ditarik kuda. Kereta besar dengan ditarik banyak kuda itu lebih mudah dikendalikan jika pengemudinya duduk di sebelah kiri. Tangan kanannya memegang pecut untuk mengatur jalannya kuda.
Hal tersebut terjadi juga di beberapa negara di Eropa. Kemudahan mengendalikan kuda dengan posisi pengemudi di sisi kiri membuat Perancis mengubah jalur mobilitasnya dari jalur kiri ke kanan. Ini terjadi di tahun 1700-an. Hal ini yang kemudian mengubah tatanan mobilitas di masyarakat. (psr)