Secuplik Riwayat

Djamaludin Malik Cahaya Baru untuk Film Indonesia

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 13 Februari 2018
Djamaludin Malik Cahaya Baru untuk Film Indonesia

Djamaludin Malik (kiri) dan Usmar Ismail (kanan). (Istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBELUM menjadi tokoh sineas nasional, Djamaludin Malik merupakan seorang pegawai di perusahaan pelayaran Belanda Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Lelaki yang lahir di Padang, Hindia Belanda pada 13 Februari 1917 itu juga sempat mendirikan perusahaan pada dekade 1940, dengan nama Djamaludin Malik Concern yang bergerak di bidang perdagangan komoditi.

Tak disangka, perusahaan Djamaludin terus mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga menambah di berbagai sektor; perdagangan tekstil, kayu, pelayaran, dan kontraktor.

Pada Masa Revolusi (antara 1945 dan 1949), Djamaludin membentuk kelompok sandiwara Bintang Timoer dan membeli kelompok sandiwara Pantjawarna dari Njoo Cheong Seng. Hal tersebut bertujuan untuk menghibur para pejuang yang sedang menghadapi agresi militer kolonial Belanda.

Kepala Bidang Sandiwara, Pusat Kebudayaan Nippon (Jepang) K Yasuda pada masa itu mengatakan, sandiwara dan tari-tarian dalam zaman peperangan modern merupakan senjata yang tajam dalam melakukan peperangan-pikiran.

"Dunia sedang mengalami perubahan besar. Dalam waktu seperti ini, tidak boleh dunia kesenian sandiwara dan tari-menari tertinggal di belakang, seperti siput bersembunyi dalam kerangnya," kata K Yasuda seperti dikutip dari buku Peran Pemuda Dalam Kebangkitan Film Indonesia (2009).

Namun, pada tahun 1947 kondisi dunia sandiwara menjadi terpuruk. Bintang Timoer dan Pantjawarna diambang kehancuran. Atas saran Andjar Asmara, Djamaludin bersama rombongan sandiwara melakukan pertemuan di Solo.

Pertemuan itu membahas langkah yang mesti diambil Djamaludin dan para orang panggung, yakni memproduksi sebuah film, bukan lagi melakukan pertunjukan sandiwara.

Sementara, mereka yang hadir pada pertemuan tersebut ialah Rempo Urip, Astaman, Abdul Hadi, Mohammad Said HJ, Darussalam (pimpinan Bintang Timoer), M Budhrasa (pimpinan Pantjawarna), S Taharnunu, dan Rd Mochtar (Alam Surawidjaja, Cine Drama Atelier, 1952).

Akan tetapi, dikarenakan kondisi Indonesia masih dalam kekisruhan revolusi, tiga tahun kemudian rencana tersebut terwujud. Untuk pertama kali dalam sejarah perfilman, barulah sejak tahun 1950 berdiri perusahaan-perusahaan film milik pribumi.

Misbach Yusa Biran dalam bukunya Peran Pemuda Dalam Kebangkitan Film Indonesia mencatat, pada tahun itu mulai berdiri dua perusahaan besar milik Djamaludin Malik, Perseroan Artis Film Indonesia (Persari) dan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) yang didirikan Usmar Ismail pada 30 Maret 1950.

Dua perusahaan itu merupakan tonggak dalam sejarah perfilman Indonesia. Djamaludin Malik, yang merupakan seorang pengusaha muda membawa secercah harapan di dalam keterpurukan. Meski Djamaludin tidak mengerti akan bidang perfilman, tetapi ia memiliki keberanian yang luar biasa dalam mengambil risiko yang selalu digerakkan oleh pikiran-pikiran besar.

Setelah mendirikan Persari, Djamaludin langsung membeli tanah di Kebayoran untuk dibangun sebuah studio dari bambu dan atap rumbia. Dua tahun kemudian, pada 1952, Persari sudah memiliki studio besar di belakang Studio Produksi Film Indonesia (PFN).

"Setahun kemudian, studio tersebut dilengkapi dengan bangunan studio yang sesuai dengan kebutuhan shooting," kata Misbach.

Studio Persari, kata Misbach, bukan saja luas, tapi juga penampilannya amat mewah untuk kondisi waktu itu. Bahkan, Misbach menduga bahwa studio milik Djamaludin Malik ini adalah yang terbesar dan termewah di Asia Tenggara saat itu. (*)

#Secuplik Riwayat #Film Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Fun
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki
Film Penerbangan Terakhir dibintangi Jerome Kurnia, Nasya Marcella, dan Devina Bertha, yang memerankan karakter-karakter kompleks dalam hubungan yang penuh konflik dan rahasia.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki
ShowBiz
'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya
What’s Up with Secretary Kim versi Indonesia menghadirkan beberapa penyesuaian pada dinamika cerita dan konflik.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya
ShowBiz
Oktober 2025 Jadi Bulan Paling Horor, Intip 8 Film Indonesia yang Siap Bikin Merinding di Bioskop
Sederet film horor Indonesia siap meneror bioskop di Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Oktober 2025
Oktober 2025 Jadi Bulan Paling Horor, Intip 8 Film Indonesia yang Siap Bikin Merinding di Bioskop
ShowBiz
Film 'Tumbal Darah' Siap Teror Layar Lebar 23 Oktober 2025, Angkat Tema Pesugihan dan Keluarga
Film Tumbal Darah menyoroti bagaimana tekanan ekonomi dapat menyeret ke dalam lingkaran gelap persekongkolan mistis.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Film 'Tumbal Darah' Siap Teror Layar Lebar 23 Oktober 2025, Angkat Tema Pesugihan dan Keluarga
ShowBiz
Film 'Legenda Kelam Malin Kundang', Tafsir Horor Modern dari Folklore Ikonik Indonesia
Film Legenda Kelam Malin Kundang menampilkan Rio Dewanto sebagai pemeran utama.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 04 Oktober 2025
Film 'Legenda Kelam Malin Kundang', Tafsir Horor Modern dari Folklore Ikonik Indonesia
ShowBiz
Film 'Rangga dan Cinta' Bawa Kisah Klasik Asmara Remaja ke Generasi Baru
Sutradara Riri Riza menghadirkan remake penuh warna, tampilkan bintang muda Leya Princy sebagai Cinta dan El Putra Sarira sebagai Rangga.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 04 Oktober 2025
Film 'Rangga dan Cinta' Bawa Kisah Klasik Asmara Remaja ke Generasi Baru
ShowBiz
Ceritakan Polemik Pernikahan Beda Agama hingga Hak Asuh Anak, Film 'Jangan Panggil Mama Kafir' Siap Tayang 16 Oktober 2025
Film Jangan Panggil Mama Kafir menghadirkan kisah tentang perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan hak asuh anaknya.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 04 Oktober 2025
Ceritakan Polemik Pernikahan Beda Agama hingga Hak Asuh Anak, Film 'Jangan Panggil Mama Kafir' Siap Tayang 16 Oktober 2025
Fun
Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror
Mengangkat genre horor psikologis, Di Balik Pintu Kematian tidak hanya menyuguhkan ketegangan, tetapi juga refleksi moral.
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Oktober 2025
Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror
ShowBiz
Angkat Cerita Misteri Gunung Merbabu, Film Horor 'Kuncen' Siap Meneror Bioskop 6 November 2025
Film Kuncen mengangkat cerita mistis dengan latar Gunung Merbabu.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 02 Oktober 2025
Angkat Cerita Misteri Gunung Merbabu, Film Horor 'Kuncen' Siap Meneror Bioskop 6 November 2025
ShowBiz
Tayang Mulai Hari Ini, Simak 5 Fakta Menarik Film 'Tukar Takdir' Karya Sutradara Mouly Surya
Film Tukar Takdir dibintangi Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 02 Oktober 2025
Tayang Mulai Hari Ini, Simak 5 Fakta Menarik Film 'Tukar Takdir' Karya Sutradara Mouly Surya
Bagikan