Mengejutkan! Ada Hutan di Bawah Air, Berapa Ya Usianya?
Berpotensi untuk membantu mengembangkan jenis perawatan medis baru (Foto: onenewspage)
TERDAPAT penemuan baru di teluk Meksiko belum lama ini. Bisa dibilang, penemuan baru ini menjadi perkembangan ilmiah baru yang dapat meningkatkan kehidupan manusia sehari-hari.
Para ilmuwan telah menemukan hutan pohon bawah laut yang berumur sekitar 60.000 tahun, CNN melaporkan. Kayu yang terpelihara dengan baik dari pohon memiliki potensi untuk membantu mengembangkan jenis perawatan medis baru.
Baca juga:
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), hutan cemara prasejarah, yang dulu tumbuh di tepi sungai di dekat Teluk Meksiko, "terkubur" di gambut dan sedimen sungai saat air terus naik dan pohon-pohon mati dan jatuh ke air di bawah. Pohon-pohon tetap terkubur di sana sampai baru-baru ini. Namun, dilindungi dari pembusukan oleh air dan sedimen.
Endapan melindungi pohon dari oksigen, yang jika tidak akan menyebabkan pohon membusuk. Faktanya, pohon-pohonnya masih sangat terawat dengan baik. Kecuali saat Badai Ivan menghantam Pantai Teluk pada tahun 2004. Badai tersebut menyapu dasar laut dan membuat hutan akhirnya harus digali.
Hutan sekarang berada sekitar 18 meter di bawah permukaan air di Mobile Bay, Alabama. Sejak 2004. Para ilmuwan telah mengunjungi situs tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang hutan purba. Pada bulan Desember 2019, para ilmuwan dari Northeastern University dan University of Utah, yang didanai oleh Kantor Eksplorasi dan Penelitian Kelautan (OER) NOAA memimpin ekspedisi untuk membawa potongan-potongan kayu sebagai bahan studi.
"Itu adalah hari yang sangat menyenangkan. Keadaan permukaan yang cukupya tenang dan kami berharap sama baiknya di bagian bawah," kata Brian Helmuth, seorang profesor ilmu kelautan dan lingkungan di Northeastern University, kepada CNN. "Tapi kami sampai di dasar dan rasanya seperti menyelam dengan susu cokelat. Kami benar-benar tidak bisa melihat tangan kami di depan wajah kami,"
"Meskipun visibilitasnya tidak sempurna, kamu bisa dengan mudah membayangkan itu menjadi tepi hutan cemara dan hampir merupakan perasaan yang menakutkan untuk mundur dalam waktu," tambah Helmuth.
Ketika kayu itu dibawa kembali ke laboratorium, para ilmuwan menemukan lebih dari 300 organisme dan hewan yang hidup di dalam kayu, termasuk cacing kapal, yang merupakan jenis kerang dengan kemampuan untuk mengubah kayu menjadi jaringan hewan.
Baca juga:
Gerhana Matahari Total Terjadi Besok, Bisa Dilihat di Mana Saja?
Cacing kapal menciptakan lebih dari 100 jenis bakteri. Sekitar 12 di antaranya sedang diuji potensinya untuk membuat perawatan medis baru. Menurut NOAA, jenis terdahulu bakteri cacing kapal telah mengarahkan pada antibiotik yang dapat mengobati infeksi parasit di masa lalu.
Margo Haygood, seorang profesor riset obat kimia di University of Utah mengatakan jenis tersebut berpotensi digunakan untuk membuat obat anti-kanker baru, perawatan untuk rasa sakit, bahkan anti-virus. Selain itu, para ilmuwan sedang mempelajari sampel untuk melihat apakah mereka dapat digunakan dalam produksi tekstil dan kertas, makanan, bahan kimia, atau energi terbarukan.
Memang butuh waktu berhatun-tahun untuk mengembangkan penemuan ini. Meski begitu, para ilmuwan optimis untuk penemuan ini kelak akan berhasil dan bermanfaat bagi banyak orang. (lgi)
Baca juga: