Dimas Juliannur Fajar, Penguji Rasa Kopi Kelas Dunia


Seorang barista menuangkan biji kopi yang akan diramunya. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Penguji rasa kopi. Bagi Anda, profesi ini mungkin terdengar tak biasa. Memang, tak banyak orang yang menggeluti profesi penguji rasa kopi.
Dan tidak sembarang orang bisa menjadi penguji rasa kopi. Perlu orang yang netral untuk menguji cita rasa kopi karena ia akan menjadi penengah antara penjual dan pembeli. Saat akan membeli kopi, Anda mungkin bingung menjatuhkan pilihan. Sebab, para produsen kopi menyebutkan kopinya yang paling nikmat.
Di sinilah seorang penguji kopi seperti Dimas Juliannur Fajar berperan. Sebagai penguji kopi, ia harus dapat mendefinisikan makna kata enak dengan bahasa yang lebih sederhana agar penikmat kopi seperti Anda mengerti. Rasa enak belum tentu sama bagi semua orang. Persoalan lain ialah beda kopi, beda pula rasanya.
Saat ini ada sekira 80 spesies kopi di dunia. Untuk mengenali cita rasa masing-masing spesies itu diperlukan orang yang berprofesi seperti Dimas. Tugasnya ialah menilai aroma kopi sebelum serta setelah diseduh. Setelah itu, ia juga harus dapat menilai rasa kopi saat diseruput hingga sehabis diminum atau dikenal dengan istilah after taste.
Tak ketinggalan, tingkat keasaman dan manis, tekstur serta keseimbangan rasa yang dikeluarkan usai diseduh pun harus menjadi perhatian Dimas. Komponen lain yang dinilai ialah kesamaan dan tingkat kebersihan rasa. Untuk memudahkan publik mengetahui kualitas kopi yang telah dites, penguji rasa kopi biasanya memberikan skor.
Tenar
Nama Dimas Juliannur Fajar telah terkenal dan viral di media sosial, terutama sejak ia berhasil masuk sebagai jajaran pemenang ajang Indonesia Cup Taster Championship (ICTC). Ia juga merupakan satu-satunya penguji cita rasa kopi atau cup taster asal Pontianak yang menjadi duta Indonesia dan berhasil menyabet peringkat ke-13 dunia dalam World Cup Taster Championship (WCTC) di Budapest, Hungaria, pada 13-15 Juni 2017. Keberhasilan Dimas membanggakan warga Pontianak mengingat penguji cita rasa kopi di Tanah Air tak banyak.
Modal keberanian
Dimas telah sering mengikuti lomba kopi. Ia mengaku keberanian merupakan modal utamanya saat berkompetisi. Ketika tidak berhasil meraih peringkat pertama, Dimas tak pernah putus asa. Ketika mengikuti kompetisi kopi di ajang Indonesia Coffee Events (ICE) 2017, ia mengaku hanya menempati urutan 20 besar dari 137 peserta.
Namun, hal itu tidak membuatnya patah arang. Ia terus berlatih meningkatkan indra perasa dan penciumannya. Upayanya itu tidak sia-sia. Saat mengikuti kompetisi kelas nasional, dia menjadi juara pertama dan mewakili Indonesia ke ajang yang sama di tingkat dunia. Mendapat kesempatan mewakili Indonesia tak membuat ia sombong. Dimas tetap meminta saran dari para mentor demi menambah ketrampilannya sebagai penguji rasa kopi.
Buat Anda yang masih berlibur di Yogyakarta, jangan lupa kunjungi kedai kopi yang disebutkan dalam artikel Kopi Joss Tugu, Minuman Kuliner Khas Yogyakarta.
Bagikan
Berita Terkait
5 Finalis Siap Bersaing di Final Indonesia Latte Art Championship 2023

Cerita Mandie Soengkono di 2023 World Cup Tasters Championship

Daftar Pemenang ICTC dan ILAC 2022

Daftar Para Kompetitor ICTC dan ILAC 2022
