Desa Hanok Bukchon Seoul Kelebihan Turis, Kunjungan akan Dibatasi


Desa Hanok Buchon. (Foto: Unsplash/Grace Lim)
MerahPutih.com - Desa Hanok Bukchon yang bersejarah di Seoul, Korea Selatan akan membatasi kunjungan wisatawan mulai bulan depan untuk mengatasi kelebihan turis, Kantor Distrik Jongno mengumumkan pada hari Rabu (30/10).
Dilansir The Korea Times, jam malam akan membatasi akses wisatawan ke daerah paling populer dan padat penduduk di desa sepanjang Bukchon-ro 11-gil itu, yang dijuluki zona merah, dari jam 5 sore hingga jam 10 pagi.
Mereka yang melanggar peraturan akan didenda hingga 100 ribu won (Rp 1,1 juta) setelah bulan Maret ketika kantor distrik akan mengakhiri fase uji coba dan secara resmi meluncurkan kebijakan tersebut. Warga, pemilik bisnis, dan tamu di hanok stay akan dibebaskan dari jam malam.
Bukchon-ro 5-ga-gil dan Gye-dong-gil, yang memiliki rumah hanok, kedai kopi, dan restoran, ditetapkan sebagai zona oranye dan kantor distrik berencana menugaskan karyawan untuk mengumpulkan dan memandu wisatawan daripada mengatur jam malam.
Baca juga:
Seoul Siapkan Dana Subsidi Rp 76 Triliun Biar Warga Mau Nikah dan Punya Anak
Bukchon-ro 12-gil ditetapkan sebagai zona kuning, yang juga direncanakan akan dipantau oleh kantor distrik.
Bus sewaan dengan rombongan wisata akan dilarang memasuki kawasan Bukchon-ro sepanjang 1,5 kilometer dari Stasiun Anguk di Seoul Metro Jalur 3 hingga pintu masuk Taman Samcheong.
Setelah masa uji coba dimulai Juli mendatang, pemerintah setempat berencana memblokir bus sewaan secara permanen pada Januari 2026.
Terletak di bagian utara pusat kota yang tenang, Desa Bukchon Hanok adalah kawasan pemukiman tradisional yang dibangun pada Dinasti Joseon tahun 1392-1897.
Baca juga:
Hotel hingga Gym di Korea Selatan Terapkan Kebijakan 'No Tattoo Zone', Diskriminasi Pemiliki Tato?
Gang-gang sempitnya yang memenuhi rumah-rumah hanok tradisional dengan tiang-tiang kayu khas dan atap genteng menarik banyak pengunjung domestik dan internasional, yang sering kali datang mengenakan kostum tradisional Korea.
Namun, seiring semakin populernya kawasan tersebut di kalangan wisatawan, penduduk setempat menghadapi masalah kelebihan turis, seperti gangguan yang berlebihan, pembuangan sampah sembarangan, dan pelanggaran privasi, baik siang maupun malam.
Menurut penduduk setempat, beberapa wisatawan bahkan tertangkap kamera mencoba memasuki rumah pribadi atau mengintip tanpa izin. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025

Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran

Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit

Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa
