Flores Cantik

Desa Bena, Kampung Prasejarah dari Flores

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 30 Agustus 2018
Desa Bena, Kampung Prasejarah dari Flores

Desa Bena yang menyimpan sejarah Flores. (Foto: Instagram@februantoro)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ADA sebuah desa unik di kaki Gunung Inerei, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ketika datang ke sana, kamu seakan dibawa ke masa prasejarah. Diperkirakan perkampungan yang bernama Desa Bena itu sudah ada sejak 1.200 tahun lalu.

Kata Bena sendiri diambil dari nama orang asli pertama yang tinggal di daerah itu. Arsitektur rumah di sana masih sangat tradisional. Saat ini terdapat 45 bangunan. Semuanya terbuat dari bahan alami seperti ilalang, kayu dan batu-batu gunung.

Desa Bena sudah ada sejak ribuan tahun lalu (Instagram/ronilaode)
Desa Bena sudah ada sejak ribuan tahun lalu (Foto: Instagram@ronilaode)

Desa Bena dihuni oleh 9 suku berbeda. Suku tersebut adalah Dizi, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, Ago dan suku Bena. Mereka hidup rukun dan saling gotong royong.

Saling membantu antar warga tercermin dari area Desa Bena yang memanjang dari utara ke selatan seperti perahu. Bentuk tersebut juga sebagai pengingat jika leluhur mereka adalah seorang pelaut. Masyarakat di sana percaya perahu merupakan sarana arwah untuk pergi ke alam baka.

Baca juga: Pulau Padar, Incaran Traveller Saat ke Flores

Baca juga: Wae Rebo, Desa di Atas Awan Asal Flores

Pintu masuk berada di sebelah utara, sementara ujungnya ada di selatan. posisinya berada di tebing terjal. Di tengah area terdapat ngadhu dan bhaga, simbol kekerabatan yang dibangun leluhur mereka.

Kamu bisa membeli kain tenun di sana (Instagram/masato_takasaki)
Kamu bisa membeli kain tenun di sana (Foto: Instagram@masato_takasaki)

Ngadhu diartikan sebagai nenek moyang laki-laki dari satu suku. Ngadhu berbentung tiang kayu dan diukir menggunakan motif sawa. Tiang itu dibuat seperti sedang memegang tombak dan parang. Sementara Bhaga diartikan sebagai nenek moyang dari berbagai suku.

Masyarakat di sana sangat menghormati gunung. Mereka percaya kalau Gunung Inerie adalah tempat bersemayam Dewa Zeta, dewa pelindung Desa Bena. Profesi masyarakat di Desa Bena adalah sebagai petani. Hasil bumi yang dihasilkan seperti jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, kemiri dan kopi.

Pemandangan Desa Bena sangat luar biasa (Instagram/ekanoz_)
Pemandangan Desa Bena sangat luar biasa (Foto: Instagram@ekanoz_)

Kamu bisa pergi ke Desa Bena dengan berbagai cara seperti bus travel atau bus jurusan Ende-Bajawa kemudian disambung menggunakan ojek. Jarak dari pusat Kota Ngada sekitar 19 kilometer ke arah selatan.

Tak ada biaya pasti untuk masuk ke Desa Bena. Hanya saja kamu harus mengisi buku tamu dan memasukan uang sebagai sumbangan. Sedikit tips yakni bawa uang tunai karena di sana tidak ada mesin ATM. (yani)

#Flores Cantik
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Bagikan