Deah Barakat Pernah Menentang Kekerasan Agama dan Etnis


Dua minggu sebelumnya, Barakat mengecam kekerasan dalam konflik Gaza-Israel dalam sebuah kicauannya di Twitter. (Foto Twitter)
MerahPutih Internasional - Deah Barakat, satu dari tiga Muslim yang menjadi korban pembunuhan "gaya eksekusi" di AS, sebelumnya pernah berkata bahwa akan sia-sia membunuh orang murni atas dasar agama atau etnis mereka.
Deah Barakat (23) bersama istrinya, Yusor Mohammad Abu Salha (21), dan adiknya, Razan Mohammad Abu-Salha (19) dibunuh di lingkungan Chapel Hill, North Carolina kemarin malam.
Baca Juga:Tiga Orang Muslim Ditembak di North Carolina
Dua minggu sebelumnya, Barakat mengecam kekerasan dalam konflik Gaza-Israel dalam sebuah kicauannya di Twitter:
Barakat yang merupakan penggemar olah raga sepak bola dan basket, adalah seorang mahasiswa kedokteran gigi di University of North Carolina. Dirinya juga merupakan sukarelawan amal yang menyediakan perawatan gigi darurat untuk anak-anak di Palestina.
Barakat juga telah menggalang sebuah kampanye untuk mengumpulkan uang agar ia dan tim dokter gigi bisa melakukan perjalanan ke Turki pada musim panas ini untuk memberikan perawatan gigi kepada para pengungsi yang melarikan diri dari krisis Suriah.
Baca Juga: Profil Pembunuh 3 Muslim di Chapel Hill Amerika Serikat
Sejak berita kematian ini muncul, sumbangan untuk kampanyenya telah difungsikan sebagaimana mestinya. Target penggalangan dana sebesar $ 20.000 (sekitar Rp 257 juta) telah terlampaui dengan mudah.
Ketiga korban ditemukan tewas di rumah mereka, dengan luka tembak di kepala. Kemudian seorang pria bernama Craig Stephen Hicks (46) menyerahkan diri ke polisi malam tadi dan telah ditangkap karena dicurigai sebagai pembunuh ketiganya. Hicks juga mendapat tuduhan pembunuhan tingkat pertama.
Hicks menggambarkan dirinya sebagai "ateis", dirinya rutin posting ejekan mengenai Agama di Facebook. Polisi sejauh ini belum secara resmi mengomentari motif pembunuhan yang dilakukannya.