Dari St Nicholas hingga Santa Claus, Kisah si Pemberi Hadiah kala Natal

Santa Claus selalu memberikan kebahagiaan bagi anak-anak(foto: pexels.com_pixabay)
PRIA gempal berjenggot putih nan panjang dalam balutan baju merah dan topi senada telah lama jadi ikon Natal. Tak ada yang tak teringat sosok Santa Claus kala kata 'Natal' disebut. Kisah 'si pemberi hadiah' di malam Natal itu sejatinya merentang panjang.
Seperti dilansir Nationalgeographic, setiap 6 Desember, umat Katolik merayakan hari St Nicholas di kota-kota seluruh dunia. Biasanya, perayaan besar digelar di Eropa. Sosok St Nicholas inilah yang menjadi inspirasi sang Santa Claus. Meskipun demikian, tampilan fisik keduanya amatlah berbeda.
BACA JUGA:
Perwujudan seorang St Nicholas diungkap dengan temuan dari abad ketiga dan keempat. Sosok St Nicholas diciptakan dengan menggunakan rekonstruksi wajah forensik modern. Rekonstruksi itu memicu perdebatan ilmiah mengenai di mana sisa-sisa uskup Yunani tersebut. Perdebatan masih berlanjut hingga hari ini. Secara tradisional, tulang milik St Nicholas diyakini telah dicuri pelaut Italia selama abad ke-11. Tulang-tulang itu dibawa ke ruang bawah tanah Basilica di San Nicola di pantai Tenggara Italia. Pada saat ruang bawah tanah diperbaiki pada 1950-an, tengkorak dan tulang St Nicholas didokumentasikan dengan foto sinar-X.
Seorang antropolog wajah di University of Manchester bernama Caroline Wilkinson menggunakan data dan simulasi perangkat lunak modern ini untuk membuat rekonstruksi modern dari orang yang sudah lama meninggal. Wilkinson memasang wajah manusia pada St Nicholas, nama asli Santa Claus. Terungkap, ia memiliki wajah dengan hidung yang patah parah. Ia mungkin mengalami penderitaan selama penganiayaan terhadap orang Kristen di bawah Kaisar Romawi Diokletianus.
Pada awalnya St Nicholas merupakan seorang Yunani yang lahir pada akhir abad ketiga, sekitar tahun 280 M. Ia menjadi uskup di Myra, sebuah Kota Romawi kecil di Turki Modern. St Nicholas memiliki postur badan yang tidak gemuk atau berkepribadian periang. Meski demikian, St Nicholas mengembangkan reputasinya sebagai pembela doktrin gereja yang berapi-api, berperawakan kurus, dan menantang selama penganiayaan besar di tahun 303. Hal itu terjadi ketika Alkitab dibakar dan para pendeta diminta meninggalkan agama Kristen atau menghadapi eksekusi.
BACA JUGA:
Rekomendasi Film 2022 untuk Melengkapi Liburan Natal dan Tahun Baru
St Nicholas menentang dekrit dan menghabiskan waktunya selama bertahun-tahun di penjara sebelum kaisar Romawi Constantine mengakhiri penganiayaan Kristen pada tahun 313 melalui Dekrit Milan. St Nicholas selama hidupnya banyak melindungi orang-orang, mulai dari yatim piatu hingga narapidana. St Nicholas terkenal di antara orang-orang kudus karena melindungi banyak orang. Ia juga dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pembawa hadiah karena kisah dalam hidupnya. Salah satunya yaitu ada tiga gadis muda yang diselamatkan dari kehidupan prostitusi. Uskup Nicholas muda diam-diam mengirimkan tiga kantong emas kepada ayah mereka yang berutang. Dengan emas itu, ia bisa menebus anak-anaknya.
Selama beberapa ratus tahun, sekitar tahun 1200 hingga 1500, St Nicholas menjadi pembawa hadiah yang tidak tertandingi. Namun, setelah reformasi protestan dimulai pada 1500-an, orang-orang kudus seperti St Nicholas tidak disukai di sebagian besar Eropa Utara. Banyak hal tidak mengenakkan terjadi pada hidup St Nicholas.
Barulah pada 1821 muncul sebuah puisi bergambar tanpa nama berjudul The Children’s Friend. Puisi itulah yang membawa St Nicholas jauh dalam membentuk Santa Claus modern. Hingga ia diidentikkan dengan Natal. Ia menjelma sosok pembawa hadiah untuk anak-anak perempuan dan laki-laki yang baik. Membawa tongkat kayu dan gerobak kurus yang ditarik rusa kutub. Sampai saat ini, banyak gereja yang selalu menggunakan Santa Claus di acara sekolah minggu gereja.(yos)
BACA JUGA: