Curi Kekuatan Komputer, Hacker Buat Jutaan Cryptocurrency
Hackers kerahkan teknik Cryptojacking. (Foto: CNET)
SEKELOMPOK peretas telah berhasil mencuri jutaan dolar melalui teknik peretasannya, cryptojacking. Teknik tersebut bekerja secara ilegal dengan memanfaatkan kekuatan komputer dari ribuan orang dalam menambang cryptocurrency tanpa disadari oleh penggunanya.
Dilansir dari Communications of The ACM, para peneliti di Kings College London di Inggris dan Universitas Carlos III Madrid di Spanyol menganalisis lebih dari 4,4 juta sampel malware yang digunakan untuk cryptojacking antara tahun 2007 dan 2018. Dengan begitu dapat disimpulkan metode tersebut akan menghasilkan kisaran uang sebesar US$ 57 Juta di seluruh penjuru dunia. Selain itu juga, terdapat 58% prosentase dari semua cryptocurrency yang diperoleh secara ilegal hanya berasal dari 10 kampanye peretasan.
Baca juga:
Tetap Perhatikan 5 Etiket Berbelanja ini Selama Pandemi COVID-19
Para peneliti juga kerap menemukan perdagangan ilegal dari penambang. Perdagangan tersebut terdapat kode yang dapat memicu cryptojacking dapat digunakan dan juga dibeli hanya dengan US$ 35 di forum bawah tanah. Malware cryptojacking memang salah satu penghasil mata uang kripto yang sangat menjamin.
Mata uang kripto tersebut diberi nama sebagai Monero. Terlebih lagi, mata uang tersebut sebagian besar oleh para pakar pengguna cryptojacking sepakat bahwa nama tersebut lebih disukai dari pada mata uang kripto lainnya, karena memilik jaminan privasi yang membuatnya lebih mudah untuk melakukan withdraw. Bagaimanapun juga tindakan tersebut merupakan salah satu tindakan penipuan dan tindakan pidana yang menyeleweng.
Mengutip perkataan Alan Woodward dari University Of Surrey pada laman Dailymail, adanya kekhawatiran terkait pengembangan jenis kejahatan yang akan mendatang nantinya. Terlebih lagi penambangan cryptocurrency akan menjadi lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak daya komputasi, hal itu dapat menjauh dari pengguna internet secara umum. Cryptojacking dapat menjadi masalah yang nantinya akan lebih signifikan lagi.
Dari pernyataan tersebut, memang menjadi salah satu kekhawatiran terbesar bagi para pengguna untuk menjaga data pribadi. Perusahaan di mana pun turut melakukan itu juga. Mengingat perkembangan teknologi masa kini sudah semakin canggih dan tentunya hal tersebut akan memudahkan para hacker akan menjarah apapun. Untuk itu kebijakan dalam penggunaan teknologi yang bersangkutan dengan internet harus diperketat dalam pemakaiannya. (Jod)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Uji Ketahanan Xiaomi 17 Pro: Layar Dragon Glass 3.0 Tangguh, tapi Ada Bagian yang Bikin Kecewa
iPhone Air Kurang Laku di Pasaran, Apple Siapkan Model 'Flip' Tahun Depan
OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Segera Rilis Global, ini Varian Warna yang Hadir
Edit Video 360 Enggak Pakai Ribet, Cukup Pakai AI Gratis ini!
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat
Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!
DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor
Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis
Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan
iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok