Curhat Pelacur Bongkaran, Ngaku Cape Tapi Ogah Berhenti

MerahPutih Megapolitan - Hingga kini lokalisasi Bongkaran di Tanah Abang, Jakarta Pusat masih beroperasi. Diam namun pasti denyut bisnis lendir di lokalisasi tersebut masih tetap hidup dan tidak pernah padam.

RN (38) salah seorang perempuan sundal yang ditemui merahputih.com di kawasan Lokalisasi Bongkaran menjelaskan bahwa dirinya sudah 10 tahun lebih bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK).

"Cape mas, mau berhenti tapi mau hidup dari mana mas, saya sudah lama disini" Tandas RN (38), sembari duduk dipinggir trotoar, Rabu (29/4).

Sambil menghisap sebatang rokok, RN mengaku dirinya terpaksa menjadi perempuan sundal dengan alasan untuk bertahan hidup ditengah himpitan dan kesulitan hidup di Jakarta.

"Saya kan cuma orang kampung, bodo dan cuma lulus SD. Jadi ya bisanya kerja beginian," katanya sambil menghela nafas panjang.

Ia juga mengaku dari luar Jakarta. Saat sedang berbincang dengan merahputih.com ia sesekali menyapa para pejalan kaki, atau mereka yang sedang lewat. Sesekali wanita sundal itu juga mengedipkan mata dan menawarkan jasa layanan kasur kepada para lelaki yang tengah lewat.

"Ayo mampir dong mas," sapa RN kepada para lelaki yang sedang lewat.

Masih kata perempuan tuna susila tersebut, lokalisasi Bongkaran setipa hari selalu melayani lelaki hidung belang. Bila malam tiba, para wanita-wanita sundal akan langsung menampakkan diri dan menyapa para lelaki hidung belang.

"Kalau disini tarifnya sekitar Rp 150 ribu," tandas RN. (abe)

BACA JUGA:

Boker Masih Berlendir 

Benarkah Oknum Kopassus Bekingi Lokalisasi Boker? 

Pelacuran Terselubung di Jakarta Kian Marak, Ahok Kedodoran? 

Lokalisasi 'Boker' Diambil Dari Nama Pedagang Sayur