Craig Steven Hicks Dikecam Filsuf Ateis Favoritnya


Richard Dawkins, Filsuf Ateis yang bukunya mempengaruhi pelaku penembakan Chapel Hill (Foto: The Independet)
Pembunuh tiga orang muslim di Chapel Hill, Craig Steven Hicks termasuk penggemar buku “The God Delusion” karya Filsuf Ateis Richard Dawkins. Tak lama berselang setelah Hicks menghabiskan nyawa keluarga Barakat di kediaman mereka, sang filsuf yang dikaguminya langsung mencuit, bagaimana bisa seorang manusia normal tidak mengutuk penembakan terhadap tiga orang warga muslim Amerika di Chapel Hill?
Hicks dalam penelusuran di akun facebooknya tercatat sebagai pembaca buku Dawkins yang berjudul “The God Delusion” (2006). Secara ringkas, buku yang menjadi best seller disamping “The Magic Of Reality: How We Know What’s Really True” (2011). Ringkasnya Dawkins menyangkal keras proses penciptaan alam semesta secara supranatural dan iman sebagai praksis agama hanya sebuah delusi. Delusi sebagaimana diketahui adalah sebuah keyakinan atau sikap yang bertentangan dengan kebenaran umum walaupun bisa dibuktikan dan dijelaskan dengan bukti serta argumentasi yang rasional. Melalui “The God Delusion” Dawkins kini tampil sebagai sosok pembela kaum ateis. Pemikirannya sangat dipengaruhi teori Charles Darwin dan Bertrand Russel.
Sebetulnya pemikiran Dawkins sudah dibantah Anthony Flew, filsuf arus utama Inggris, dalam buku tandingan terhadap Dawkins yang terbit tahun 2007, Flew menulis sanggahan filosofis yang mendalam. Dosen universitas Oxford ini menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang luar biasa dalam buku Dawkins selain prestasi penjualannya yang mencapai jutaan copy. Sementara isinya tidak ada apa-apa. Malah buku itu hanya menegaskan sikap Dawkins sebagai seorang sekuler fanatik. Kelemahan utama Dawkins justru terletak pada caranya membedah realitas hanya berdasarkan hukum-hukum fisika, sebagaimana dipelopori Albert Einstein. Namun Dawkins lupa bahwa kompleksitas dunia fisika membutuhkan penjelasan integral sehingga mau tidak mau harus ada Intelek Ilahi dibalik semua itu. Selain itu, pendasaran Dawkins pada moralitas dan tujuan hidup manusia yakni mencapai kebahagiaan pribadi bukanlah argumentasi yang objektif, karena semua orang mempunyai takaran dan skala nilainya masing-masing.
Baca Juga: Deah Barakat Pernah Menentang Kekerasan Agama dan Etnis
Pengaruh Dawkins pada Hicks menyebabkan pria berumur 46 tahun itu memusuhi semua orang yang beragama, termasuk tiga orang muslim, keluarga Barakat. Anti Teis, begitu sebutan populer di dunia barat. Anti Teis berbeda dengan ateis dalam praksisnya. Boleh dikatakan Anti teis levelnya lebih tinggi dan lebih berbahaya dari Ateis. Seorang ateis praktis bisa secara pasif menolak dan menyangkal adanya Tuhan, sedangkan anti teis lebih agresif menentang baik melalui doktrin pemikiran dan tindakan mempengaruhi bahkan melenyapkan orang-orang yang beragama seperti yang dilakukan Hicks.