Christian Sugiono dan para Traveler Sejati Ungkap Hal berharga yang Didapat saat Melancong


Traveling dapat memperkaya perspektif seseorang. (foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
SATU perjalanan bisa memberi sejuta makna dan manfaat bagi para pelakunya. Bagi pelancong sekaligus pembawa acara traveling, Petra Gabriel, melancong memberikan kekayaan yang tak ternilai harganya. Liburan dapat memperkaya diri, rasa, dan perspektif.
Perspektifnya akan kehidupan pun jauh meningkat ketika ia sering menghabiskan waktunya untuk menjelajahi tempat. Ketika hendak melakukan perjalanan, ia akan mengobservasi orang-orang di sekitarnya. Ia jadi tahu perspektif masyarakat akan destinasi tujuan, makna tempat tersebut bagi mereka, hingga filosofi, dan nilai-nilai yang tersembunyi di balik keindahan tempat wisata.
“Rasanya menyenangkan ketika mengetahui perspektif masyarakat sekitar yang jauh berbeda dengan orang-orang di kota gue. Itu sangat-sangat mempengaruhi karakter gue,” ujar Petra yang kerap disapa Jebraw itu. Ia mengungkapkan, sebelum gemar jalan-jalan, ia cuek dan cenderung tak peduli dengan sekitar. Namun kini, ia lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Lewat jalan-jalan, ia sering menemukan pengalaman unik. Salah satunya ialah pengalaman yang ia dapatkan saat berkunjung ke Yogyakarat pada 2012.
“Jujur, sepanjang gua hidup, gua enggak tahu bahwa nangka itu buah. Ketika gua jalan-jalan ke Yogyakarta, di sana gue makan gudeg dan gue jadi tahu bahwa nangka itu buah,” tuturnya disambut gelak tawa. Bagi orang yang terbiasa makan gudeg, perbincangan mengenai nangka dan gudeg merupakan hal yang sepele. Namun, Jebraw yang memiliki perspektif berbeda tentu merasakan pengalaman berbeda.
“Ketika berada di suatu tempat, semua orang memiliki sudut pandang masing-masing. Misalnya saat melihat air terjun. Bisa jadi orang pertama melihatnya A, orang kedua menilainya B, orang ketiga merasakan C, dan lain-lain. Itulah serunya jalan-jalan, perspektif kita lebih luas memandang dunia,” urai Christian Sugiono menanggapi kisah yang disampaikan oleh Jebraw.

“Waktu gua dan istri gua (Titi Kamal) jalan-jalan, terus ada teman yang meminta oleh-oleh, gua bilang, 'gua bakal kasih lu hadiah yang paling mahal dan enggak ada di mana-mana'. Ketika mereka ke rumah untuk nagih oleh-oleh, gua sampaiin pengalaman gua first hand nih cuma gua yang alamin dan bakal gua bagi,” jelasnya. Aktor yang gemar jalan-jalan tersebut melihat bahwa perjalanan selalu membawanya ke kisah yang baru dan tak ternilai harganya.
Lewat jalan-jalan pula, Tian (panggilan Christian Sugiono) kerap bertemu orang-orang hebat secara tak sengaja. Misalnya, saat ia berkunjung ke Sumbawa, ia bertemu dengan seorang pengacara asal Spanyol yang meninggalkan semua kehidupan dan pekerjaannya untuk membangun daerah tertinggal di Sumbawa. Perjumpaan dengan orang-orang hebat semacam itu menginspirasi hidupnya.
Berbeda dengan Tian, seorang pelancong perempuan bernama Naya Anindita mengatakan bahwa melancong membuat hidupnya berubah. Naya kecil termasuk anak yang penakut. Ia takut dengan hal-hal baru, bertemu orang baru, atau berada di tempat baru. Dengan melancong, ia sadar perjalanan yang ia lakukan mampu menaklukkan rasa takutnya. “Gua bisa menaklukkan ketakutan akan hal-hal yang tak menentu. Bertemu dengan orang asing tak lagi menjadi hal yang menakutkan buat gua, malah menginspirasi,” tukasnya.(Avi)