Charis Yulianto Akui Jadi Korban Sanksi FIFA
Rendy Nugroho - Rabu, 16 Desember 2015
Mantan pemain tim nasional Indonesia, Charis Yulianto (Foto: Official Arema)
MerahPutih Sepak Bola - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masih enggan mencabut pembekuan terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Alhasil, membuat FIFA belum melepaskan Indonesia dari belenggu sanksi akibat intervensi yang dilakukan Kemenpora tersebut.
Padahal yang dilakukan Kemenpora tersebut, merupakan pelanggaran dari Statuta FIFA pasal 13 dan 17 sehingga Indonesia harus terkena sanksi.
Dampak hal tersebut, tidak hanya dirasakan para pemain amatir dan profesional, namun pelatih, wasit, pengawas pertadingan dan pihak-pihak terkait. Kegiatan mereka, kini menjadi terkendala lantaran PSSI yang dibekukan.
"Desember ini, seharusnya saya ambil kursus D AFC. Tapi akibat sanksi FIFA, menjadi batal," terang mantan pemain tim nasional Indonesia, Charis Yulianto.
"Karena itu, saya berharap agar secepatnya ada solusi dari pihak-pihak terkait. Sebab, banyak sekali pihak yang dirugikan. Agenda AFC dan FIFA, kita tidak ikut, itu artinya kita dirugikan. Belum lagi anak-anak yang juga menanyakan masa depan dan kelangsungan kompetisi," terang pemegang lisensi kepelatihan C AFC tersebut.
Dilanjutkannya, selepas tidak lagi turun lapangan sebagai pemain, kini menaruh perhatian pada dunia kepelatihan. Khususnya yakni, pemain usia muda, antara 8 hingga 15 tahun.
Sosok kelahiran Blitar 11 Juli 1978 tersebut, kini menjabat sebagai Direktur Teknik di Charis Yulianto Football Academy (CFA). Sedangkan lokasi latihan, terbagi di dua tempat di Bekasi. Masing-masing yakni di Batalyon Artileri Medan-7/105 GS dan di Komplek Auri Jaladhapura, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur.
"SDM (sumber daya manusia) pelatih kita kurang. Terutama, di usia muda yang menjadi dasar agar kita mampu mendapatkan pemain-pemain terbaik di masa mendatang," tuturnya. (esa)
BACA JUGA:
Bagikan
