Cerita Keakraban Dua Penyanyi Legendaris Indonesia, Titiek Puspa dan Bing Slamet: Dari Idola Jadi Sahabat


Titiek Puspa dan Bing Slamet ketika tur memperkenalkan irama lenso ke beberapa negara. (Foto: Anefo)
MerahPutih.com - Titiek Puspa, penyanyi sekaligus pencipta lagu kenamaan dan legendaris Indonesia, berpulang tadi malam, Kamis (10/4), dalam usia 87 tahun.
Selama hidup, Titiek telah mendedikasikan segalanya untuk pengembangan dunia musik Indonesia.
Titiek mendapat penghargaan Lifetime Achievement Award pada Anugerah Musik Indonesia 2016 sebagai bukti amal bakti dan perannya di dunia musik.
Titiek, perempuan kelahiran Kalimantan Selatan tahun 1937, merintis kariernya dari bawah, sejak masa kanak-kanak. Ia sempat bercita-cita jadi guru saat itu.
Namun, setelah memenangi beberapa lomba menyanyi kanak-kanak, Titiek memutuskan menekuni seni musik.
Peralihan jalan ini juga didukung oleh kegemaran Titiek mendengarkan suara penyanyi kondang Indonesia pada 1950-an. Bing Slamet namanya.
"Bing Slamet itu salah satu inspirasi saya, yang mendorong saya jadi penyanyi," kata Titiek kepada penulis pada 5 dan 11 April 2012 melalui wawancara telepon.
Baca juga:
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Titiek Puspa: Dari Komedi, Drama, hingga Musikal
Awalnya Bintang Radio
Bing, lelaki asal Cilegon, Banten, kelahiran tahun 1927 ini punya suara bariton yang khas. Suaranya merasuk ke telinga Titiek sejak 1952 melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Pusat yang terletak di Jakarta.
"Aku dengarkan suaranya dari radio. Itu luar biasa. Suaranya, aduh Mas, kalau saya bilang, merdu dan merasuk hati, ya."
Lagu yang pertama Titiek dengar dari Bing adalah "Angin Sampaikan Salamku Padanya".
Meski belum pernah bertemu langsung dengan Bing, Titiek mengaku belajar bagaimana menyanyikan lagu dari Bing.

Menurut Titiek, pengaruh terbesar Bing dalam hidupnya adalah memberikan mimpi. Ya, mimpi jadi seorang penyanyi.
Titiek berpikir betapa asyiknya jika menjadi penyanyi betulan. Suaranya bisa didengar orang di mana-mana. Dikenal dan dihormati orang.
Karena itulah, Titiek memutuskan untuk ikut lomba menyanyi antarsekolah, naik ke tingkat daerah, hingga ke level nasional.
Titiek ikut kontes Bintang Radio 1954 tingkat daerah Semarang. Bintang Radio adalah lomba menyanyi yang digelar oleh RRI di seluruh provinsi di Indonesia.
Prestise dan popularitas Bintang Radio sangat tinggi kala itu. Jika diibaratkan sekarang, mirip dengan kontes Indonesia Idol.
Bintang Radio mempertandingkan tiga jenis kategori nyanyian: pop, keroncong, dan seriosa. Juara dari masing-masing kategori nantinya akan diadu lagi di Bintang Radio Nasional yang digelar di Jakarta.
Titiek menjadi juara kedua dalam kategori pop di Bintang Radio Semarang. Juri Bintang Radio menilainya mampu menampilkan vokal yang luar biasa meski usianya masih 17 tahun.
Titiek senang dengan hasil itu. Ia lalu diberangkatkan ke Jakarta.
Harapan Titiek bukan hanya menjadi juara Bintang Radio Nasional, tapi juga bertemu dengan Bing Slamet dan penyanyi terkenal lainnya dari seluruh Indonesia.
Baca juga:
Kepergian Titiek Puspa, Jokowi: Indonesia Kehilangan Tokoh Inspiratif
Titiek Puspa Bertemu Idola
Harapan pertama Titiek meleset. Ia tak jadi juara Bintang Radio nasional. Namun, harapan keduanya mewujud. Ia bisa bertemu dengan Bing pada suatu malam.
"Di seberang RRI Jakarta itu dulu ada Gedung Olahraga namanya. Lapangan Ikada itu ya. Saya lihat dia lagi jalan. Saya lari-lari mengejar dia."
Titiek memanggil-manggil Bing dengan sebutan 'Oom Bing'.
"Saya bilang 'Saya Titiek dari Semarang' kemudian saya minta tanda tangannya. Dan dia ternyata ramah sekali," cerita Titiek.

Malam itu pula, Titiek tidur dengan merapatkan kertas bertanda tangan Bing ke pipinya. Ia merasa telah memenangi kontes Bintang Radio hanya dengan bertemu Bing.
Tahun 1955, Bing Slamet meraih juara nasional Bintang Radio kategori pop. Namanya sudah terkenal, tapi gelar itu makin menegaskan kualitas Bing.
Meski sudah terkenal dan kualitasnya diakui, Bing tak lantas merasa tinggi dari yang lain.
"Dia tak pernah meremehkan orang. Selama bersama Bing, tak pernah sekali pun dia memberi petuah. Yang ada hanya ledek-ledekan," kata Titiek.
Karena bergelut di bidang yang sama dan juga punya kualitas menyanyi, Titiek dan Bing mulai bekerja bareng pada 1960-an.
Titiek dan jebolan Bintang Radio dipercaya oleh Pemerintah Indonesia untuk melakoni misi kesenian ke Malaya, nama lama Malaysia.
Titiek semula tak percaya dengan tugas itu. Mana mungkin dia bisa satu kelompok dengan penyanyi terkenal macam Sri Redjeki, Sam Saimun, Said Efendi, Iskandar, Sjaiful Bahri, dan idolanya, Bing Slamet.
Titiek berpikir semua itu mimpi, tapi ternyata kenyataan.
"Gila!" seru Titiek.
Proyek tersohor yang pernah mereka garap bareng adalah album rekaman piringan hitam Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso yang diterbitkan pada 1965.
Album rekaman ini berusaha memperkenalkan lenso, tarian dan musik tradisional dari kepulauan Maluku sebagai wakil kesenian Indonesia yang tak kalah dengan musik rock dari Barat.
Penggagas irama Lenso adalah Presiden Sukarno.
"Untuk supaya menujukkan bahwa kita ini adalah Indonesia yang juga punya kebudayaan sendiri," ungkap Titiek.
Namun, impian Sukarno untuk melihat irama lenso berjaya di negeri sendiri tak kesampaian. Ia sendiri terjungkal dari kekuasaannya pada 1966.
Sementara Titiek dan penyanyi lainnya tetap berkibar.
Baca juga:
Di Mata Prabowo, Titiek Puspa jadi Musisi Legendaris yang Berkontribusi untuk Seni Indonesia
Lagu untuk Sahabat
Keakraban Titiek dengan Bing berlanjut hingga 1970-an. Bing selalu mendorong Titiek berkarya dan memuji kualitas suaranya.
“Titiek, kamu punya suara yang luar biasa. Dipelihara baik-baik,” kata Titiek menirukan pesan Bing.
Tahun 1970-an adalah dekade Titiek Puspa yang paling produktif dalam berkarya.
"Tuhan memberikan ruang gerak dan energi tiada tara bagi saya untuk melahirkan karya demi karya," ungkap Titiek dalam biografinya, A Legendary Diva yang ditulis oleh Alberthiene Endah.

Titiek mulai merambah bidang lain, yaitu film. Dan ia bermain di film Bing Slamet yang berjudul Bing Slamet Setan Djalanan.
Meski Titiek dan Bing sudah sama-sama sohor dan bekerja bareng, Titiek ternyata masih sering terkesima dengan Bing Slamet.
"Norak saya masih belum hilang saat berdekatan dengan Bing Slamet," kata Titiek.
Saking akrabnya, Titiek tak lagi memanggil Bing dengan Om. Hanya namanya.
"Ya, ikutan aja orang-orang di sekitarku. Kata Bing, 'Kamu kurang ajar, ya, dulu manggil Om, kemarin Mas, sekarang cuma manggil Bing,' Saya jawab, 'Ya, aku ikutan orang-orang aja.' Hahaha."
Beberapa orang sempat mengira ada hubungan romansa antara Titiek dan Bing. Namun, Titiek mengakui bahwa ia dengan Bing benar-benar bersahabat. Lagipula keduanya sudah menikah dan punya anak.
"Pure sekali. Saya menghormati dia, dia menghormati saya. Uci (anak Bing Slamet) sempat bertanya, 'Tante Titiek dulu pernah pacaran sama Papa saya?'"
Titiek menjawab, “Kamu jangan suka gebyah uyah, saya berani sumpah atas nama ibuku, anakku, saudaraku, semuanya bahwa saya enggak ada greng. Kalau kamu menghormati aku, aku lebih menghormati beliau karena saya tahu beliau tidak pernah main perempuan.”
Bing pergi mendahului Titiek selamanya pada 1973. Saat Bing wafat, Titiek berada di bandara menunggu pesawat yang bakal mengantarnya tampil show bersama rombongannya, termasuk Ratmi B-29, perempuan pelawak andal, di Singkep, Kalimantan.
Namun, penerbangan Titiek dibatalkan. Ia lalu pulang ke rumah dan menerima berita itu. Ia memutuskan langsung ke rumah Bing di Jalan Arimbi, Jakarta, hingga malam hari.
Titiek berangkat ke Singkep keesokan harinya pada pagi hari. Ia tak sempat mengantarkan Bing ke peristirahatan terakhir.
Sebagai penghormatannya atas Bing, Titiek menyusun sebuah lagu yang berjudul "Bing".
"Bing adalah pribadi yang memancarkan kebaikan yang sulit disamai. Nyaris sempurna sebagai sahabat," kata Titiek dalam biografinya.
Setelah puluhan tahun berpisah, kedua sahabat, kedua penyanyi hebat anak negeri itu, akhirnya bersua kembali.
Titiek menyusul Bing. Ia akhirnya pergi untuk bertemu Bing. Selamat jalan, Eyang Titiek Puspa... Selamat berkumpul kembali dengan Bing Slamet idola dan sahabatmu... (dru)
Baca juga:
Asal Usul Nama Titiek Puspa: dari Menyamarkan Identitas hingga Jadi Ikon Industri Hiburan Indonesia
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
'Balik Kanan' Bicara Tentang LDR dari Mata Seorang Mario G Klau, Berikut Liriknya

Michael Jackson Ajak Pendengar Tumbuhkan Rasa Cinta, Perdamaian, Kepedulian Lewat ‘Heal the World’, Simak Liriknya

Lirik 'Breaking Dawn' dari The Boyz, Jembatan 3 Bahasa dalam 1 Lagu

Lirik Lagu 'Iconik' dari Album Terbaru dari ZEROBASEONE

Hayley Williams Rilis Album Ego Death At A Bachelorette Party Berisi 17 Single Baru

Lirik Sarat Makna Lagu Bahasa Batak 'Pulut Roham' dari Jun Munthe

Super Girlies Umumkan Comeback dengan Rilis Ulang Lagu 'Aw Aw Aw', Intip Lirik Lengkapnya

Lirik 'Titip Rindu Buat Ayah' yang Kembali Dibawakan Oleh Ebiet G. Ade dan Iwan Fals

Lirik Lengkap Lagu 'The Dead Dance' Lady Gaga, Soundtrack Serial Netflix 'Wednesday'

Virgoun Beri Pesan Kepada Putrinya dalam Lirik Lagu 'Saat Kau Telah Mengerti'
