CBA: Anggaran KAA Tidak Realistis

Adinda NurrizkiAdinda Nurrizki - Minggu, 26 April 2015
CBA: Anggaran KAA Tidak Realistis

"Historical Walk" dalam peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jumat (24/4). (AACC2015/Rosa Panggabean)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Pemerintah Indonesia merogoh kocek cukup besar dalam penyelenggaran Konferensi Asia Afrika yang berlangsung di Jakarta-Bandung, tanggal 22-24 April 2015. Anggaran yang sudah terlihat ke publik, baru sebesar Rp171.354.516.000. Bila ditambah anggaran sebesar Rp10 miliar untuk pemkot Bandung, maka total yang diketahui oleh publik baru sebesar Rp181.354.516.000.

"Artinya, Presiden Jokowi belum menerapkan transparansi anggaran untuk penyelenggaraan KAA ini. Masih banyak, alokasi yang disembunyikan dari mata publik," ujar Direktur Centre For Budget Analysis Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Minggu (26/4).

Menurut Uchok, alokasi anggaran acara KAA Bandung, bukan saja mahal. Tapi, dasar perhitungan juga tidak rasional. Hanya untuk sebuah acara seremonial, bisa menghabiskan sebesar Rp181.3 miliar.

"Ini menandakan bahwa Pemerintah atau Presiden Jokowi itu, bila untuk kegiatan seremonial, paling gampang atau bermurah hati memberikan anggaran bermiliar-miliar. Katanya demi gengsi dan citra pada pentas internasional," sambung Uchok.

Ini meragukan, kata Uchok, bila hanya penyelenggaraan acara seremonial seperti KAA ini, bisa mengangkat gengsi dan citra negara. Lihat saja kasus TKI, tetap saja, dua TKI dibunuh tanpa pemberitahuan kepada kementerian luar negeri atau Presiden Jokowi.

"Ini menandakan Indonesia sedang tidak dihargai," tegasnya.

Uchok menjelaskan, ada beberapa pos anggaran KAA. Yaitu, pertama dana sebesar Rp101.354.516.000 ada pada pengelolaan sekretariat negara. Kedua, alokasi anggaran sebesar Rp70 miliar ada pada pengelolaan kementerian luar negeri, dan ketiga, alokasi anggaran sebesar Rp10 miliar untuk bapak Ridwan Kamil atau pemkot Bandung.

Tapi sayangnya, alokasi anggaran sebesar Rp171.3 miliar yang berasal dari Setneg, dan Kementerian Luar Negeri diolah atau diperuntukan jasa PCO (professional Conference Organizer). Sedangkan yang diolah Ridwan Kamil hanya sedikit saja, sebesar Rp10 miliar.

"Padahal, Ridwan Kamil yang punya wilayah. Sudah dapat sedikit, pencairan tertunda-tunda lagi. Memang dari dulu itu, pemerintah pusat itu, tidak pernah menghargai pemerintah daerah," tandasnya. (mad)

 

Baca Juga:

Usai Baca Dasasila Bandung, Ridwan Kamil Lega

Kedaulatan Palestina Jadi 1 dari 3 Dokumen Hasil KAA

Pidato Soekarno, 'Roh' KAA 1955

Orasi Jokowi di KAA, IMF dan Bank Dunia Harus Dibubarkan

Fadli Zon Selfie Bareng Presiden Zimbabwe dan Raja Yordani di KAA

#Konferensi Asia Afrika
Bagikan
Ditulis Oleh

Adinda Nurrizki

Berita Terkait

Indonesia
Semangat KAA Masih Relevan untuk Selesaikan Permasalahan Dunia
Indonesia ingin menghidupkan kembali nilai-nilai kolaborasi dalam peristiwa KAA dan bagaimana perannya pada sejarah dunia.
Zulfikar Sy - Senin, 07 November 2022
Semangat KAA Masih Relevan untuk Selesaikan Permasalahan Dunia
Indonesia
Gelar Pertemuan di Bandung, Pemimpin Negara OKI akan Bentuk MPR
Pertemuan tersebut merupakan penguatan parlemen dari negara-negara Islam sebagai alternatif untuk membahas isu-isu global, termasuk pembentukan Forum MPR
Andika Pratama - Sabtu, 22 Oktober 2022
Gelar Pertemuan di Bandung, Pemimpin Negara OKI akan Bentuk MPR
Bagikan