Catatan 1 Tahun Jokowi-JK, Harapan dan Realita

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 21 Oktober 2015
Catatan 1 Tahun Jokowi-JK, Harapan dan Realita

Seorang karyawan mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/9). (Foto Antara/Muhammad Adimaja)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Keuangan - Slogan "Kerja, Kerja, Kerja" seakan menjadi mantra sakti Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dalam pemerintahannya dinamakan Kabinet Kerja. Kini, satu tahun usia pemerintahan Jokowi-JK meninggalkan catatan baik dan buruk. 

Di awal pemerintahan, Jokowi-JK dibayangi ancaman politik terbelah dua antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH), yang mendukung pemerintah dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang mendeklarasikan diri menjadi oposisi pemerintah. Dengan gaya politik yang santun, Jokowi berhasil mencairkan ketegangan dan membangun komunikasi yang cair. Alhasil, berbagai ketegangan yang muncul bisa diurai.

Di bidang infrastruktur, sejumlah proyek di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang mangkrak berhasil diselesaikan.

Seperti, proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan di Provinsi Jawa Barat yang selesai pembangunannya dan resmi beroperasi pada 12 Juni 2015. Lalu, Jembatan DR Ir Soekarno di Manado, Provinsi Sulawesi Utara yang rampung pekerjaannya dan diresmikan pada 28 Mei 2015. 

Proyek Jembatan Merah Putih di Ambon, Provinsi Maluku yang hingga saat ini telah menunjukkan perkembangan 90,8 persen. Bendungan Jatigede di Provinsi Jawa Barat sudah mulai diisi pada 31 Agustus 2015, Bendungan Nipah di Provinsi Jawa Timur yang siap digenangi November 2015, Bendungan Bajul Mati di Provinsi Jawa Timur. 

Pembangunan Jembatan Tayan di Provinsi Kalimantan Barat dengan perkembangan konstriksi fisik yang sudah mencapai 96 persen.

Di bidang penegakan hukum dan hak asasi manusia, Jokowi menunjukkan sikap tegas dengan mengeksekusi mati bandar narkoba meski dibayangi ancaman dan tekanan dari pemerintah Australia dan Brasil. Dalam pemberantasan Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing, sikap tegas Jokowi mulai membuahkan hasil. Tangkapan nelayan naik pascapemberantasan Illegal Fishing. 

Pukulan telak menghantam pemerintahan Jokowi-JK di sektor ekonomi. Pelemahan ekonomi dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berbuntut pada ancaman PHK massal. Harga-harga kebutuhan pokok melonjak. Angka kemiskinan bertambah. 

Ketidakpastian ekonomi membuat target pertumbuhan mengalami beberapa kali revisi. 

Pada Januari 2015, Jokowi menyatakan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 ini bisa mencapai 5,8 persen. Dalam tiga tahun pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7 persen.

Tapi, apa lacur target ambisius itu meleset. Pada kuartal I dan kuartal II-2015 pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen, yakni berkisar di level 4,71 persen dan 4,67 persen. 

Tapi, dengan percaya diri Jokowi mengklaim pertumbuhan ekonomi akan meroket pada bulan September hingga akhir tahun 2015. 

"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi pada 5 Agustus lalu. Tapi, lagi-lagi pertumbuhan ekonomi meleset. Pada 25 Agustus 2015, BI kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 4,7-5,1 persen dari sebelumnya, 5-5,4 persen.

Inilah PR pemerintahan Jokowi-JK ke depan. Di sisa waktu, empat tahun, masih banyak pekerjaan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk memulihkan kondisi perekonomian. (Luh) 

BACA JUGA:

  1. Setahun Jokowi-JK, Bubarkan Petral Hingga Beroperasinya TPPI
  2. Ini Tanggapan Ratu Felisha Tentang Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
  3. Satu Tahun Jokowi-JK, Fahri Hamzah: Jokowi Tidak Konsisten
  4. Pro-Kontra Mahasiswa Sikapi Satu Tahun Jokowi-JK
  5. Setahun Jokowi-JK, Rupiah Dekati Rp13.700 per Dolar AS

 

#Perlambatan Ekonomi #Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi-JK #Satu Tahun Jokowi-JK
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Bagikan