Cara Memanjakan Anak untuk Tumbuh Kembangnya


Lakukan secara tegas demi perkembangan mereka. (Unsplash/Caleb Woods)
TIDAK ada yang salah ketika orang tua ingin memanjakan anaknya, asal jangan berlebihan sampai-sampai berdampak kurang baik baginya. Kebiasaan tersebut ditakutkan bisa berdampak saat mereka tumbuh dewasa kelak.
Mengutip laman Huffpost, beberapa pakar pengasuh anak tidak suka menggunakan kata'manja' untuk menggambarkan seorang anak. Beberapa mengatakan bahwa itu adalah itu menjadi hak bagi mereka untuk membentuk karakter anak.
Menurut instruktur pengasuhan anak Amy McCready, contoh perilaku memanjakan anak yang positif adalah misalnya dengan memberikan es krim ketika mereka berhasil memakan sayuran, atau membelikan mainan ketika mendapat prestasi di sekolah. Di sisi lain, menurut pembimbing parenting sekaligus penulis buku Social Justice Parenting, Traci Baxley, mengatakan bahwa orang tua akan memanjakan anaknya karena mereka merasa 'kekurangan' di masa kecil mereka.
Berikut cara memanjakan anak yang baik dan benar untuk tumbuh kembangnya.
Baca juga:

Refleksi diri
Luangkan waktu untuk memikirkan mengapa kamu membuat beberapa keputusan untuk memanjakan mereka. Tanyakan pada diri, 'Mengapa saya harus memberikan ini kepada anak? Mengapa saya merasa sulit untuk mengatakan tidak?'. Sadarilah bahwa refleksi semacam ini bisa jadi sulit bagi sebagian orang tua, karena dapat memunculkan kenangan menyakitkan dari masa kecil mereka.
"Harap diketahui bahwa proses ini mungkin butuh dukungan dari profesional, kesabaran yang besar, dan memberimu pengetahuan seiring berjalannya waktu," kata Baxley.
Tanggung jawab
Sebagai orang tua, ada baiknya kamu memberikan mereka tanggung jawab ringan di rumah. Misalnya, membereskan tempat tidur setelah bangun, meletakkan baju di mesin cuci, mencuci piring, atau sikat gigi sebelum tidur. Jika anak konsisten dan melakukannya setiap hari, tidak ada salahnya kamu memanjakan mereka atau memberikan penghargaan.
Baca juga:

Membela anak
Orang tua memiliki kecenderungan untuk memperbaiki berbagai hal dan menyelamatkan anak dari lingkungan ketika mereka berbuat salah. Menurut salah satu pendiri Mount Sinai Parenting Center, Aliza Pressman, tidak masalah jika membiarkan anak-anak menghadapi konsekuensi yang harus mereka terima.
"Jika mereka lupa pekerjaan rumahanya, biarkan mengalami ketidaknyamanan. Jika anak tidak mendapat peran dalam pertandingan sepak bola, berikan mereka pemahaman. Bukannya justru berbicara dengan pelatih. Hal ini dapat membantu anak tumbuh dan mengetahui bagaimana rasanya kecewa," kata Pressman.
Anak marah
Tidak dapat dimungkiri ketika anak tidak mendapatkan apa yang mereka mau, akan marah ke orang tua. Bahkan, mereka bisa saja mengatakan tidak butuh orang tua atau tidak menyukai.
"Jangan biarkan perilaku dan kata-kata mereka menentukan nilai dan batasan keluarga. Mereka hanya terjebak di antara kemandirian dan menjaga diri mereka sendiri untuk dicintai dan diasuh orang tua," kata Baxley. (and)
Baca juga:
Anak Tetap Bahagia dan Sehat Setelah Perceraian
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
10 Kalimat yang Patut Orangtua Ucapkan pada Anak

Ini yang dibutuhkan Ketika Anak Tumbuh Remaja

Mengungkap Faktor Penyebab Konflik Antara Ibu dan Anak Perempuan
Alasan Mengapa Anak-anak Belajar Lebih Cepat daripada Orang Dewasa

Ketika Anak Ingin Menjadi Influencer, Buka Kondisi Sesungguhnya

10 Cara Baik untuk Disiplin Anak

Kenalkan Pola Makan Berbeda pada Anak sejak Dini

Cara Membantu Anak dengan Gangguan Membaca

Cara Memanjakan Anak untuk Tumbuh Kembangnya

Kenali Anak dengan Gangguan Membaca
