Bulan 'Apit', Usaha Seret
Ilustrasi PKL (Foto: Antara Rivan Awal Lingga)
MerahPutih Megapolitan - Tahu kah anda ternyata ada satu periode dimana semua usaha berjalan lambat atau seret. Hari apes itu, dinamakan bulan Apit.
Meski secara harafiah, maknanya tidak diketahui namun bulan-bulan yang masuk dalam bulan Apit tersebut dipercaya semua jenis usaha seret.
"Ya buruh, ya tani semuanya lagi turun," kata seorang tukang becak di Stasiun Kereta Api Bogor, Eko yang masih mempercayai prediksi para leluhur tersebut.
Kepada merahputih.com, Eko menjelaskan, bulan Apit adalah bulan antara Syawal atau lebaran Idul Fitri dengan Dzulhijjah atau Idul Adha. Pada bulan-bulan tersebut semua jenis usaha bakal seret.
Eko sendiri tidak tahu persis alasannya apa. Namun, ia percaya bulan Apit tersebut.
Saat memasuki bulan Apit, penghasilanya berkurang 50 persen. "Kalau hari biasa Rp80.000, tapi kalau Apit begini Rp40.000 saja," katanya.
Kondisi ini akan pulih setelah lebaran Haji atau Idul Adha usai. "Ke depan setelah bulan Haji ramai lagi," katanya.(mad)
Baca Juga:
Minat Baca di Gerbong Kereta Masih Minim
Commuter Line jadi Andalan Warga Jabodetabek
Stasiun Manggarai, Stasiun Transit Penumpang Commuter Line
Bagikan
Berita Terkait
KAI Daop 6 Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang saat Idul Adha, Tembus 143 Persen
Libur Panjang Idul Adha, KAI Catat Lonjakan Penumpang Capai 115 Persen
Puncak Arus Balik Idul Adha Hari ini, 20.734 Penumpang Kereta Api Tiba di Jakarta
10 Rute Kereta Jarak Jauh Terlaris Sepanjang Long Weekend Idul Adha 2025
Akhir Pekan Landai, Puncak Arus Balik Idul Adha Penumpang Kereta Terjadi Senin
Masjid Agung Surakarta Potong Sapi Milik Prabowo Berbobot 1,019 Ton dan Pemberian Gibran dengan Berat 980 Kg
Resep Soto Rawon Medok Khas Jawa Timur ala Master Chef Indonesia Puguh Setiawan
Makna Idul Adha Bagi Prabowo: Belajar Ikhlas untuk Sesuatu yang Lebih Besar
10 Stasiun Kereta Terpadat Long Weekend Idul Adha 2025, Pasar Senen Juaranya
Prabowo Bagi-Bagi Amplop THR Idul Adha ke Pedagang Istiqlal, Isinya Lembaran Rp 100 Ribu