BMKG Imbau Nelayan Hati-hati, Jangan Melaut


Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Makassar telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi.
Dalam peringatan tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melaut dikarenakan intensitas hujan cukup deras.
"Saat ini berdasarkan hasil analisis gelombang dengan ketinggian 2,5 meter sampai empat meter terjadi bebeberapa perairan, untuk itu nelayan diimbau tidak melaut maupun warga tinggal di pesisir agar tetap waspada," ujar Prakirawan BMKG Nur Asia Utami di Makassar, Jumat (29/12).
Gelombang tinggi tersebut terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores.
Sementara di selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, dan Teluk Bone bagian selatan, tinggi gelombang diperkirakan 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Untuk gelombang tinggi mencapai 2,5 meter - 4 meter terjadi diperairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores.

Sedangkan untuk prakiraan BMKG Maritim Poetere Makassar, telah dikeluarkan peringatan gelombang tinggi yang mulai berlaku 28 Desember pukul 08.00 sampai 31 Desember pukul 08.00 WITA.
Hasil analisis dari pemantauan layar BMKG terdapat pola tekanan rendah 1002 hPa, 1003 hPa, dan 1003 hPa di Samudera Pasifik Timur Filipina, Laut Arafuru bagian Barat serta Laut Cina Selatan.
Selanjutnya, pola kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 - 25 knot.
Sedangkan kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda, Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Flores.
Dari kondisi tersebut, inilah yang mengakibatkan adanya peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah itu sehingga dikeluarkan peringatan dini.
Selain itu, dengan melihat kondisi dan risiko tinggi atas keselamatan pelayaran maka diharapakan nelayan senantiasa memperhatikan imbauan sebab kecepatan angin untuk kapal nelayan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.
Kemudian kapal tongkang, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter. Kapal Ferry, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter.
Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar, kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.
Dari pantauan ratusan kapal terlihat di Pelabuhan Rakyat Paotere sedang berlabuh sejak kemarin karena cuaca ekstrem dengan ketinggian ombak mencapai 2,5 meter sampai empat meter, sehingga nelayan memilih tinggal sementara.
"Kami diminta tinggal dulu sementara setelah bongkar ikan kemarin di pelabuhan ikan paotere. Ada imbauan untuk tidak melaut. Kami tinggal sementara di kapal sampai keadaan normal kembali lalu melaut," tutur Daeng Gassing nelayan setempat.
Bagikan
Berita Terkait
Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
