BMKG Bolehkan Pantai Rawan Bencana Dijadikan Lokasi Wisata, Tapi.....

Tim SAR dibantu TNI dan kepolisian tengah mencari Joko Widodo dan korban hanyut tergulung ombak pantai laut selatan. Foto: MP/Teresa Ika
Merahputih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pantai rawan bencana boleh dijadikan lokasi wisata termasuk mendirikan bangunan tapi harus memenuhi syarat keamanan mitigasi.
"Bukannya di pantai rawan bencana tidak boleh dibangun bangunan tapi harus memenuhi syarat. Setelah semua dipenuhi maka dibuatkan sertifikat," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Selasa (6/10).
Baca juga:
Mirip Diorama, Ini 4 Jam Super Unik dan Fungsional Jacob & Co!
Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi wisata pantai seperti yang sudah diadopsi hotel-hotel di Bali dan mulai berkembang di kawasan wisata di daerah lain.
Hotel-hotel di Bali yang sudah memiliki sertifikasi lebih laku karena dianggap oleh wisatawan lebih aman dari risiko bencana.
"Sertifikasi wisata pantai ini harus dikembangkan, jadi sudah bukan zamannya lagi kalau gempa dan tsunami terjadi, setelahnya pariwisata menjadi sepi," tambah dia.
Bangunan yang berada di pantai rawan becana harus memenuhi syarat seperti tahan gempa dan tinggi untuk tempat evakuasi dari tsunami. Selain itu, kawasan pantai rawan bencana juga harus ditata berbasis risiko bencana.

Misalnya perlu membuat hutan pantai yang efektif menahan laju tsunami, membuat peta kawasan rawan bencana tsunami. Selain itu penting bagi masyarakat pantai untuk memahami edukasi evakuasi sehingga ketika gempa kuat terjadi sudah langsung meninggalkan pantai tanpa menunggu peringatan dini.
Serta memastikan keberadaan rambu evakuasi, jalur evakuasi juga dibuat dan tempat evakuai sementara. Selain itu harus memahami cara selamat saat tsunami sudah dekat misalnya dengan memanjat pohon atau tiang yang tinggi.
Baca juga:
Ingin Menggeluti Hobi Resin? Yuk Gabung ke Resin Art Forum Indonesia (RAFI)
"Tidak semua orang yang datang ke pantai warga setempat, jadi perlu dibuat rambu evakuasi agar mereka paham harus menyelamatkan diri kemana saat terjadi bencana," jelas Daryono.
Sementara itu, sebagaimana dikutip Antara, BMKG telah menyiapkan sistem peringatan dini dan juga sistem penyebarluasan informasi terkait tsunami sehingga masyarakat bisa lebih waspada. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
