Black Horses Pilih Kejujuran dalam Kebisingan Lewat Single 'Distorsi Menggema'
Black Horses lepas single baru. (foto: dok/.blackhorses)
MerahPutih.com - Dalam sebuah ruangan yang dipenuhi aroma kabel panas, dengung listrik, dan gema pukulan drum, Black Horses seolah membangkitkan kembali sesuatu yang telah lama terkubur: sebuah distorsi yang tulus dan lahir dari dalam diri.
Ini bukan sekadar suara pecahan dari amplifier, tetapi getaran resah yang muncul dari dada, dari perasaan yang terlalu lama ditahan hingga tak bisa lagi dibungkam.
Karya terbaru mereka, Distorsi Menggema, hadir bukan hanya sebagai single baru, melainkan sebagai luapan emosi yang selama ini tersembunyi. Lagu tersebut terdengar seperti desakan yang akhirnya meledak, energi yang lama mencari pintu keluar dan kini menemukan jalannya.
Gitar meraung penuh karakter, drum menghantam tanpa kompromi, dan vokal mengalir layaknya pengakuan yang sulit diucapkan secara langsung.
Baca juga:
Di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang semakin sesak, Black Horses memilih melahirkan kebisingannya sendiri. Adalah kebisingan yang mentah, tulus, dan penuh maksud.
Proses kreatif lagu ini semakin berwarna dengan keterlibatan John Paul Patton, bassist KPR serta Ali yang mengisi bagian drum.
John memberi sentuhan eksperimental khasnya yang liar namun presisi, menciptakan lapisan suara yang berdenyut dan menggugah. Sementara Ali menambahkan nuansa emosional yang subtil namun signifikan, membiarkan elemen-elemen kasar tetap hidup tanpa perlu dipoles berlebihan.
Perpaduan keduanya menghasilkan produksi yang keras namun tetap hangat, bising namun tetap manusiawi.
Baca juga:
“Kami nggak mau lagu ini terdengar terlalu rapi. Yang kami cari adalah kejujuran,” ujar Oscar, vokalis Black Horses. “Distorsi di sini bukan gangguan, ini bahasa kami,” imbuhnya.
Pernyataan itu tercermin jelas dalam setiap detik lagu. Distorsi Menggema terdengar seperti manifesto kecil, sebuah sikap untuk berjalan melawan arus. Lagu ini seperti seseorang yang meninggalkan keramaian hanya untuk bisa berteriak lantang di ruang luas, tanpa takut dihakimi atau disalahpahami.
Black Horses tidak sedang meromantisasi rock masa lalu. Mereka sedang merumuskan dialek baru: bahasa musik yang dibangun dari amarah, keresahan, keberanian, dan ketulusan. Distorsi bagi mereka bukan sekadar efek suara, melainkan simbol perlawanan terhadap dunia yang semakin ramai namun miskin pendengaran.
Dalam Distorsi Menggema, suara bising menjelma menjadi panggung tempat kejujuran bersuara. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
Black Horses Pilih Kejujuran dalam Kebisingan Lewat Single 'Distorsi Menggema'
Sinergi Suara 2025: Inisiatif Nasional untuk Perkuat Ekosistem Musik Lokal
Mengejar Nada Hilang: Pertunjukan Teater Musik Singkat BATDD x Supple
Eminem Gugat Jenama Pakaian Pantai Australia, Swim Shady, Terdengar Seperti ‘Slim Shady’
Muncul dari Sebuah Perenungan, Ismam Saurus Rilis Single Reflektif “Liburan Ini”
“THE CORE”, Album Penuh Pertama XG yang Ungkap Esensi Musik Mereka
'Cerita Kesukaan', Sebuah Karya Terbaru Suara Kayu tentang Cinta pada Pandangan Pertama, Simak Liriknya
Album "Technicolor Meeting", Pop Belantara Rimba yang Penuh Cerita dan Nuansa
'Beez In The Trap' dari Nicki Minaj Viral Setelah Lebih 1 Dekade Dirilis, Simak Lirik Lengkapnya
Nusantara Beat Diisi Personel Kewarganegaraan Belanda dengan Garis Keturunan Indonesia, Tumbuh dari Rasa Cinta terhadap Akar Budaya Indonesia