Berubah dengan Hal yang Tidak Pernah Berubah

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Jumat, 01 Januari 2016
Berubah dengan Hal yang Tidak Pernah Berubah

Harri Firmansyah, trainer dan founder Butterfly Act. (foto: Citra Ayu Fury)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Peristwa - Tahun 2016 sudah dimulai. Pergantian tahun tersebut dirayakan dengan keriaan di seluruh dunia, sejak Kamis (31/12). Setiap datangnya tahun baru, masyarakat selalu berharap adanya perubahan.

Menyimak perubahan tahun 2015, ada beberapa catatan, dari aspek perdagangan internasional, Desember kemarin ditutup dengan prediksi turunnya harga minyak dunia sampai ke titik paling rendah. Di tingkat regional, isu tentang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) menjadi topik hangat.

Sejumlah berita juga mewarnai Desember 2015 kemarin, seperti kemacetan tol akibat libur panjang, perpindahan tujuan wisata dari Bandung menjadi Yogyakarta, serta lesunya pariwisata Indramayu yang disinyalir akibat pembukaan tol Cipali. Berita yang tak kalah menghebohkan menjelang akhir tahun kemarin adalah produksi terompet dari bahan sampul Alquran.

"Setiap hari, berbagai media menyuguhkan beragam berita, dengan satu esensi 'perubahan'. Dunia dan semua kejadian di dalamnya, menjadi layak tayang karena perubahan yang dialaminya. Enggak menarik untuk dilihat, dibaca dan dimaknai jika semua berita hanya merupakan kejadian yang sama dan berulang," tulis Harri Firmansyah, trainer dan founder ButterflyAct dalam surat elektoriknya kepada Merahputih.com.

"Dan memang, dunia semakin kekinian semakin berubah dengan sangat cepat. Revolusi IT bertanggung jawab untuk sebagian besar perubahan itu," lanjut Harri Firmansyah yang dikenal dengan trainer berjargon Change Your Response, Change Your Class tersebut.

Sebagai seorang trainer, Harri Firmansyah juga merasakan perubahan-perubahan tersebut.

"Untuk dunia saya, training dan pengembangan diri, saya tidak pernah membayangkan kelak akan ada training secara yang pembicaranya ada di Amerika dan langsung berkomunikasi dengan ratusan peserta yang ada di Bandung, dan terhubung langsung dengan beberapa kota lainnya di berbagai negara. Sekarang hal itu benar-benar sudah hampir diterima sebagai sebuah kelaziman," tulis Harri Firmansyah lebih lanjut.

Bagi Harri Firmansyah, perubahan-perubahan tersebut harus bisa dipahami sebagai bagian dari 'Shifting Business Pattern' dari semula harus bertatap muka menjadi serba virtual.

"Ini juga menyisakan tantangan bagi setiap orang yang ingin terus berkembang Rise Above the Crowds," tulis Harri Firmansyah lebih lanjut.

Masih menurut Harri Firmansyah, perubahan dunia yang begit cepat menuntut masyarakatnya juga dapat mengawal perubahan dengan cepat.

"Ekspetasi customer kita pun makin beragam, makin kompleks dan makin membutuhkan perhatian detail," tulis Harri Firmansyah.

Menurut Harri Firmansyah, jika semua pelaku bisnis tidak melaukan perubahan atau variasi dalam jasa dan pelayanan, itu menandakan mereka sudah siap ditinggalkan.

"Benar kata Pak Rhenald Kasali, Change or Die!" tulis Harri Firmansyah lagi.

Lantas apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi dunia yang semakin rentan berubah ini?

Harri Firmansyah menjelaskan sebuah hipotesa dirinya.

"Berpegang kuatlah kepada hal-hal yang justru tidak akan pernah berubah. Apakah ada? Tentu saja ada. Ia adalah hukum alam," tulis Harri Firmansyah.

Selain itu Harri Firmansyah juga menegaskan agar setiap orang tetap memberikan banyak kebaikan kepada orang lain.

"Tetaplah memberi banyak, semakin banyak menabur, akan semakin banyak menuai. Fenomena membangun “Loyal Tribes” di dunia viral marketing sangat menggunakan hukum ini," terang Harri Firmansyah.

Menurut Harri Firmansyah, untuk menumbuhkan loyalitas dari pelanggan atau pengguna jasa, tidak ada informasi yang ditutupi.

"Berikan juga edukasi yang bisa membuat mereka bertumbuh," tulis Harri Firmansyah lagi.

Harri Firmansyah menilai, dari tahun ke tahun bahkan dekade, hukum permintaan jasa adalah sama, meski belakangan platformnya berbeda.

"Offline to online. one to one menjadi one to so many. Semakin cerdas kita menghadapinya, semkakin kita akan menjadi orang-orang yang diuntungkan," jelas Harri Firmansyah.

"Building trust before building needs. Ada yang aneh dengan hukum ini? Kebutuhan pribadi yang makin tinggi banyak membuat manusia makin rapuh dalam menjaga kepercayaan dan amanah, dan ini kesempatan kita untuk mengembalikan kita sebagai sebenar benarnya pengemban amanah yang baik bahkan super baik," tulis Harri Firmansyah lebih lanjut.

Dalam tulisannya, Harri Firmansyah juga menambahkan, tentang pendapatnya perihal perubahan.

"Care before knowldege. Begini-begini, manusia tidak peduli sebesar apa Anda tahu, sampai mereka tahu sebesar apa Anda peduli terhadap mereka. Menggali keinginan mereka, mendengarkan hasrat mereka yang membangun, jauh lebih penting dibanding pengetahuan Anda tentang produk Anda. Sederhananya, Manusia, kita ingin di-wong-ke (dimanusiakan). Thats it! Mau se-onLine apapun, manusia ingin tetap dimanusiakan. Tools-nya iyess berubah, tapi hukum menggunakan alat tersebut tetap sama," beber Harri Firmansyah.

"Informasi yang benar selalu berada diatas informasi yang indah. Right info is always above beautiful info. Ingin membangun relasi yang berkesinambungan? Kenalan gampang, tapi menjaganya itu yang menantang," tulis Harri Firmansyah.

Bagi Harri Firmansyah, selama ingin aktif memberikan informasi yang baik dan benar, rajin meng-update pengetahuan terkini dan menyebarkannya, me-maintenance network, akan terasa lebih mudah mengarungi perubahan.

"Lagi-lagi, ini merupakan sebuah hukum sebab akibat yang sudah seumur dengan peradaban selama manusia ada," tulis Harri Firmansyah.

"Yang terakhir dari sekian banyak hukum alam yang tidak pernah berubah adalah ketentuan Tuhan yang sudah ditunjukan dalam manual Book-Nya. Bershadaqahlah dalam keadaan sempit dan lapang. Mau setidak jelas apapun dunia ini kelak berkembang, berbagai cara membangun kekayaan distrategikan, hukum 'memberi' tetap ada dan akan tetap menjadi pondasi dari pelipatgandaan kekayaan versi apapun," tulis Harri Firmansyah.

"Berbuat baiklah kepada orang tuamu. Kita tentu harus belajar ilmu kharisma, ilmu komunikasi efektif, influence others, cara–cara bisa berpengaruh daaan seterusnya. Namun harus disadari, ada hal mudah yang hukumnya tak terbantahkan, memuliakan orangtua. Memuliakan orangtua akan mendorong kita menjadi mahluk yang dimuliakan oleh mahluk lainnya," tulis Harri Firmansyah.

"Masih banyakkah hal lainnya yang tetap yang bisa kita pegang untuk menghadapi perubahan kedepan? Bingits! Selama kita mau berpikir memaknai hidup, banyak banget. Dan kemudian, menghadapi perubahan dengan berpegang kepada hal-hal yang tidak pernah berubah itu akan membuat hati kita yakin, tekad kita semakin bulat untuk melangkah," terang Harri Firmansyah mengakhiri tulisannya.

 

BACA JUGA:

  1. Nazar Bantu Bayar Utang Orangtua, Harri Firmansyah Sukses Jadi Trainer
  2. Wajib Baca, Kalimat Inspiratif Harri Firmansyah, Trainer Muda Favorit
  3. Tak Ingin Mengemis, Funnywati Buka Usaha Pempek Demi Pengobatannya
  4. 'Kalimat Sakti' dan Harapan Funnywati, Pengusaha Pempek yang Heboh di Sosmed
#Harri Firmansyah #Tahun Baru 2015
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu

Berita Terkait

Bagikan