Bertali Persatukan 58 Paguyuban Kedaerahan di Tangerang


Anggota lintas baguyuban Bertali saling bertukar plakat sebagai simbol kebersamaan, dalam sebuah acara di Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (09/10). (Foto: MerahPutih/Wid)
MerahPutih Budaya – Hidup di tanah rantau, berbaur dengan masyarakat dari berbagai belahan nusantara, tentu saja akan memperkaya pengetahuan tentang keberagaman budaya. Namun tidak sedikit pula, karena minimnya kesadaran dalam memahami cara pandang, rentan menjadi pemicu sebuah peselisihan yang berpotensi memancing konflik.
Dalam memecahkan permasalahan tersebut, organisasi lintas paguyuban Bersatu Kita Peduli (Bertali) mengumpulkan seluruh masyarakat urban serta komunitas masyarakat lokal untuk membuat wadah sebagai ajang komunikasi dan pertukaran informasi. Saat ini, ada sekitar 58 paguyuban dari berbagai daerah, baik Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara yang ada di Kabupaten Tangerang bersatu dalam wadah lintas paguyuban Bertali.
“Dalam lintas paguyuban Bertali ini, kita benar-benar ingin mengimplementasikan kebhinnekaan, dan hampir semua masyarakat urban dari berbagai daerah dan kepulauan di Indoensia ini, ada di sini. Melalui lintas paguyuban ini juga, memudahkan kita untuk berkomunikasi antarwarga perantau, dan dengan masyarakat lokal sendiri,” ungkap salah seorang pelopor pendiri lintas paguyuban Bertali Agung Djatmiko kepada merahputih.com di Balaraja, Minggu (9/10).
Kebersamaan serta rasa peduli antarpaguyuban ini, kata Agung, dibangun melalui ajang seni dan budaya. Dalam hal ini, masing-masing lintas paguyuban selalu menampilkan berbagai seni dan budaya yang dimiliki di daerahnya.
“Ini juga sebagai media untuk memberikan pendidikan budaya kepada masyarakat agar mereka merasa saling memilki. Karena pada dasarnya, kekayaan seni dan budaya yang ada di seluruh penjuru nusantara ini milik kita semua. Seni budaya Kalimantan, itu juga milik orang Jawa, begitu pun dengan Batak, Bima, ini milik kita semua, dan harus dijaga,” paparnya.
Selain itu, lintas paguyuban Bertali ini juga sebagai ajang untuk bertukar informasi, baik secara sosial maupun ekonomi. “Salingmembantu untuk memberikan informasi pekerjaan antar perantau, juga untuk masyarakat lokal. Kita bersama-sama membangun daerah ini, bahu-membahu, dan membangun kegotongroyongan,” katanya. (Wid)
BACA JUGA: