Berlibur ke Kuningan, Jangan Lupa Beli Tahu Lamping

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Minggu, 19 Maret 2017
Berlibur ke Kuningan, Jangan Lupa Beli Tahu Lamping
Tahu Lamping khas Kuningan (MP/Mauritz)

Kabupaten Kuningan Jawa Barat menjadi salah satu sasaran wisatawan untuk menikmati suasana libur setiap akhir pekan.
Namun, kurang lengkap rasanya di tengah suasana berlibur tidak mampir belanja atau menikmati kuliner khas.

Tahu Lamping merupakan salah satu sajian kuliner yang menjadi khas di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Untuk mencari makanan yang terbuat dari bahan kacang tersebut sangat mudah. Dusun Lamping Kabupaten Kuningan Jawa Barat sudah menjadi ikon usaha kecil pembuat tahu.

Setiap hari mereka melayani pembeli tahu, konsumennya tidak hanya dari kalangan masarakat Kuningan saja. Sebab jalan itu merupakan perlintasan dari arah selatan ke utara dan juga sebaliknya.

Jika menggunakan kendaraan roda dua atau empat menyempatkan mampir. Kadang kala mereka membuka kiosnya sejak pagi sampai malam hari. Salah seorang pembuat tahu Marta (46), setiap hari mampu membuat hingga 36 kilogram kedelai lokal.

Dia menjelaskan, kedelai tersebut terlebih dahulu direbus, kemudian ditiriskan dan digiling sampai lembut. Ampasnya, berupa air setelah disaring ulang kemudian dibuang. Sisa ampas yang tersaring akan dijadikan bahan lain seperti Golono (penganan seperti comro).

Pedagang tahu Lamping khas Kuningan (MP/Mauritz)

Hasil gilingan kemudian dibuat tahu dengan cara, cairan kedelai disimpan di dandang. Kemudian ditiriskan dan dibiarkan menggumpal. Setelah menggumpal berwarna putih, dipotong dengan bentuk persegi empat menggunakan pisau atau lempengan besi bersih. Meniriskannya pun tak terlalu lama hanya lima sampai enam jam.

Selain menjual tahu, mereka juga menyajikan lontong sebagai teman bersantap. Dia mengatakan, sebelumnya para pengrajin tahu hanya menjual ke pasar tradisional.

Namun, setelah banyak pembeli, penjualan tahu kemudian dibagi dua ke pasar dan di tempat sendiri. “Kedelai untuk bahan tahu sudah disediakan koperasi pengrajin tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten Kuningan. Jadi tidak membeli langsung ke produsen atau ke petani. Sehingga kami para pengrajin tidak pernah merasa kekurangan bahan baku. Hanya mungkin persoalan harga saja,” ungkap Marta.

Marta menjelaskan, tahu Lamping berbeda dengan tahu Sumedang. Tahu Sumedang, pada kulit tahu lebih kering ketka dikunyah dan mengaluarkan bunyi kres. Sedangkan tahu Lamping Kuningan lebih mengutamakan isi di dalam tahu itu sendiri seperti daging dan tidak mengeluarkan bunyi.

Namun, lanjut Marta, rasa gurih pada tahu Lamping tidak kalah, apalagi saat dimakan dalam kondisi hangat.

"Terasa lebih enak ketika dimakan menggunakan irisan cabe dicampur kecap atau saus agak pedas. Sehingga kegurihan dagingnya terasa di lidah ketika dicecap," sebutnya.

Artikel ini berdasarkan liputan Mauritz, kontributor merahputih.com yang bertugas di wilayah Cirebon, Kuningan dan sekitarnya. Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Nasi Bogana Kuliner Khas Keraton Kacirebonan

#Kuliner Kuningan #Wisata Kuningan #Tahu Pong
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan