Berani Mandiri setelah PHK, Iip Saipulloh OTW Sukses Bisnis Tape

Tak mau menyerah setelah di PHK, bisnis tape uli jadi pilihan. (foto; MP/Krisna Bagus)
"ULINYA simpan di kulkas ya kalau enggak habis sekali makan," kata Iip Saipulloh seraya menyerahkan sepaket tape uli kepada pembeli. Dengan memanfaatkan bagian belakang mobilnya, Iip menjajakan tape uli buatannya di daerah Kalipasir, Kota Tangerang. Tape uli bermerk Bu Mumun itu cukup banyak diminati.
Sebagai penjual, Iip tak pernah alpa mengingatkan pembeli mengenai waktu terbaik menikmati tape ulinya hingga cara menyimpan yang baik. Selain itu, ia mengaku berusaha konsisten menjaga cita rasa produknya. "Alhamdulillah mendapat respons yang baik dari pelanggan," katanya.
BACA JUGA:
Dari Terpaksa Jual Alat Musik, Gibson Putra Menuju Kesuksesan
Bagi mantan karyawan pabrik ini, respons orang sekitarnya lah yang menjadi awal ia terjun didik bisnis tape uli. "Ketika pandemi mulai pada Maret, saya kena PHK. Saya enggak mau nunggu bantuan dari pemerintah. Harus berani mandiri ini," ujarnya.
Sebagai kepala rumah tangga, Iip mau tak mau harus mencari cara untuk menghidupi keluarganya. Ia akhirnya memutuskan membuka bisnis kecil berjualan tape uli. Sebelum pandemi, Iip memang kerap menjual tape uli. Namun, hanya pada hari raya. Setiap kali hari raya, Iip selalu membawakan tape uli buatanya ke tempat kerja dan membagikan ke rekan kerjanya.

Pada Juli lalu, salah seorang kerabatnya tiba-tiba menanyakan stok tape uli. Iip yang saat itu masih memiliki stok awalnya ingin memberikan secara gratis. Namun, sang kerbat malah ngotot mau membayar. “Waktu itu saya mau ngasih tuh ke teman saya yang nanyain. Tapi dia nolak,” ujar Iip.
Iip mengingat alasan si kerabat. “Dia bilang, 'sini saya bayarin aja, kondisi lagi susah cari uang gini, kita harus saling bantu',” ujarnya.
Setelah diberhentikan sebagai staf di sebuah pabrik, Iip kini bekerja bersama sang istri dan ibunya untuk memproduksi dan menjual tape uli.
Kali pertama ia menjajakan produknya di akhir Juli 2020, tepatnya pada saat Hari Raya Idul Adha. Kini, Iip mampu menjual 1-2 liter uli. Di akhir pekan, jumlah itu bertambah hingga 3 liter.
Panen order baru dirasakan ketika hari raya tiba. Iip mampu menjual sampai dengan 15 liter uli. Mulanya ia memulai berjualan Tape Uli melalui Whatsapp. Seiring bisnisnya yang berkembang, di Agustus, Iip mulai berjualan di Jalan Raya Kalipasir, Kota Tangerang.
“Kalau lagi dapat pesenan banyak, wah saya bisa sampai kewalahan produksinya,” kata Iip. Hal itu tentu saja tak lepas dari rasa dan kualitas tape uli buatannya. Selain rasa, tape uli buatan Iip dijual dalam wadah plastik yang higienis. Sudah pasti itu membuat pelanggan tak ragu untuk membeli. s
Kini dari usaha tape uli, Iip dapat meraup keuntungan setara dengan UMR. Ia bahkan bisa mendapatkan lebih ketika ada pesanan dalam jumlah tertentu yang akan dijual kembali oleh orang lain. Jumlah tersebut baginya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Sampai saat ini, Iip memang menginginkan untuk mengembangkan bisnisnya lebih jauh. Meskipun demikian, ia berhati-hati dalam mengambil langkah untuk masa depan. Ia tak mau jika ia membuka cabang dari bisnisnya, cita rasa yang ia jaga akan berubah. "Cita rasa tape uli yang terpenting sih," tutupnya.(Kna)