Kesehatan

Bahaya Infeksi Amoeba Pemakan Otak di Balik Air Banjir

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 03 Januari 2020
Bahaya Infeksi Amoeba Pemakan Otak di Balik Air Banjir

Air banjir bisa membawa amoeba yang berbahaya. (foto: pixabay/j_lloa)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MUSIM hujan di Indonesia membawa masalah banjir. Seperti halnya yang terjadi di Jabodetabek di awal 2020 ini. Banjir yang kerap terjadi bahkan sudah dianggap rutinitas saja oleh orang Indonesia. Tidak sedikit yang bisa dengan santai bermain di genangan air banjir. Padahal nih, tak peduli seberapa tinggi genangan, luapan air banjir bisa tercemar berbagai organisme penyebab penyakit.

Sebuah studi oleh Dr Supakorn Rojananin, M.D., kepala deputi fakultas kedokteran sekaligus rekanan profesor di Mahidol University, seperti dikutip Hellosehat, menyebut air genangan banjir di Jakarta Timur pada Januari 2005 mengandung koloni bakteri E coli dan virus enterik hepatitis A dua kali lipat lebih tinggi daripada air sungai biasa. Selain itu, air genangan banjir bisa membawa baktri langka, tapi berbahaya dan bahkan mematikan, yakni amoeba Naegleria fowleri.

BACA JUGA: Cegah Sakit saat Banjir Melanda, Lakukan Ini

Naegleria fowleri merupakan amoeba yang berukuran sangat kecil, yaitu 8 hingga 15 mikrometer. Sebagai perbandingan, rambut manusia memliki lebar 40 hingga 50 mikrometer. Amoeba jenis ini sering ditemukan pada air tawar hangat, umumnya pada sungai dan danau, terutama yang kotor. Amoeba ini bahkan dapat ditemukan pada kolam renang yang kurang bersih.

Amoeba Naegleria fowleri jarang menginfeksi manusia. Kamu mungkin saja pernah mengalami kontak dengan amoeba ini dan tidak jatuh sakit. Jika amoeba ini tertelan, asam lambung kamu bisa langsung membunuhnya. Namun, lain halnya jika terjadi infeksi. Akibat fatal bisa terjadi.

Infeksi bisa terjadi ketika amoeba ini masuk ke tubuh lewat lubang hidung ketika kamu berenang di air keruh dan menghirupnya. Dari situ, amoeba menginfeksi otak melalui serabut saraf olfaktori yang ada di hidung. Karena menginfeksi otak itulah Naegleria fowleri juga sering dikenal sebagai amoeba pemakan otak.

Badan pengendalian penyakit AS (CDC) mencatat dari 138 kasus, hanya tiga orang yang selamat dari infeksi amoeba ini sepanjang 1962 hingga 2015

Infeksi Naegleria fowleri dapat dikenali lewat seperangkat gejala yang disebut primary amebic meningoencephalitis. Tandanya ialah peradangan otak yang lambat laun menghancurkan jaringan otak. Gejala umumnya yakni mual muntah yang terjadi lima hari setelah paparan pertama dengan amoeba tersebut.

naegleria fowleri
Naegleria fowleri yang disebut sebagai amoeba pemakan otak. (foto: wired)

Serangkaian gejala lainnya bisa dimulai dalam 2 hingga 15 hari setelah paparan dengan amoeba. Tanda-tanda dan gejala lainnya dari infeksi naegleria dapat meliputi:

  • Perubahan pada indera penciuman atau pengecap
  • Demam
  • Sakit kepala serius dan tiba-tiba
  • Leher kaku
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Mual dan muntah
  • Linglung
  • Kehilangan keseimbangan
  • Rasa kantuk
  • Kejang-kejang
  • Halusinasi

Setelah gejala timbul, seseorang yang terinfeksi dapat meninggal dunia dalam waktu 5-7 hari. Namun, hal itu bisa dicegah dengan pengobatan yang tepat. Perawatan utama untuk infeksi Naegleria fowleri ialah obat antijamur.

Untuk pencegahan infeksi amoeba ini, kamu sebaiknya menghindari berenang di air kotor dan membenamkan kepala (misalnya berenang atau menyelam) ke air tersebut. Hindari juga mandi dan mencuci hidung dengan air yang terkontaminasi.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan