Awas! Makanan ini Berbahaya untuk Bayi dan Balita


Beberapa makanan tidak cocok untuk bayi dan balita. (foto: pixabay/stocksnap)
KETIKA baru lahir, bayi bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi air susu dari ibunya. Hal tersebut terus berlangsung hingga bayi menjelang usia enam bulan. Saat memasuki usia enam bulan, biasanya si ibu memberikan makanan pendamping ASI.
Beberapa ibu memberikan makanan sereal atau buah dan sayuran yang telah dipotong seukuran jari untuk bayi mereka. Namun, ada beberapa jenis makanan yang tak boleh diberikan untuk anak di bawah usia setahun. Berikut makanan yang harus dihindari.
1. Kacang dan Selai Kacang
Banyak anak yang suka selai kacang. Saat melihat anak-anak di sekitar suka dengan jenis makanan ini, kamu pasti tergoda memberikan hal serupa untuk anak. Jangan terburu-buru memberi selai kacang kepada anak. Kacang merupakan salah satu pemicu alergi pada anak dan balita. Alergi kacang merupakan salah satu jenis alergi paling berbahaya bagi anak-anak. Untuk menghindari gejala berbahaya tersebut, tunggu hingga anak siap menerima asupan tersebut.
2. Seafood

Alergi seafood merupakan salah satu yang paling sering muncul di salah satu anggota keluarga. Alergi tersebut mulai muncul ketika kita berusia balita dan mulai berkembang ketika menginjak usia dewasa. untuk itu, perkenalkan anak pada kelezatan seafood ketika mereka sudah diketahui tak mengidap alergi seafood.
3. Madu

Dalam madu terdapat bakteri Clostridium botulinum. Bakteri tersebut dapat menyebabkan anak mengalami botulisme (keracunan serius yang disebabkan bakteri Clostridium botulinum), kelumpuhan otot, dan penyakit lainnya. Bakteri tersebut tak memberi efek yang sama pada orang dewasa karena sistem kekebalan tubuh orang dewasa jauh lebih baik.
4. Cokelat

Semua anak-anak dan balita sangat mencintai cokelat. Dari susu hingga es krim mereka akan memilih varian cokelat. Cokelat mengandung kafein. Sebagai orangtua, kita tentu tak ingin memberikan kafein pada anak sedini mungkin. Berikan cokelat ketika anak dirasa sudah cukup umur.
Kendati demikian, jangan berikan cokelat terlalu sering kepada anak. Cokelat mengandung gula yang sangat tinggi dan bisa menyebabkan obesitas pada anak.
5. Gandum
Gandum merupakan makanan yang tinggi serat. Meski serat baik untuk pencernaan, sebaiknya jangan berikan gandum kepada anak-anak di bawah setahun. Gandum mengandung gluten yang cukup tinggi. Gluten merupakan salah satu penyebab alergi paling tinggi terutama pada anak-anak. Biasanya alergi gluten baru terdeteksi pada anak yang telah berusia di atas setahun. Untuk itu, hindari gandum hingga anak lebih dari setahun.
6. Susu Sapi

Makanan utama si kecil saat berusia nol hingga satu tahun ialah susu ibu. Setelah berusia lebih dari enam bulan, kamu mungkin berpikir untuk memberikan susu kepada anak dan menjatuhkan pilihan kepada susu sapi. Produk olahan susu yang satu ini memang mengandung banyak protein dan mineral. “Susu bisa memenuhi nutrisi tambahan seperti protein dan zat besi yang tidak kita dapatkan di makanan harian,” ucap ahli gizi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Inge Permadhi, ketika diwawancarai Merahputih.com, beberapa hari yang lalu.
Namun, Inge menegaskan, nutrisi tambahan tersebut utamanya pada orang dewasa. Susu sapi sulit dicerna oleh balita. Dalam kasus yang serius, hal itu bisa menyebabkan masalah pada ginjal anak. Susu sapi juga tidak mengandung nutrisi esensial yang dibutuhkan anak-anak. Untuk itu, tidak disarankan memberi susu sapi kepada bayi. Susu ibu merupakan minuman bernutrisi yang dibutuhkan buah hati.
7. Putih Telur
Seperti yang kita tahu, telur merupakan produk hewani yang mengandung protein tinggi. Menurut Inge, protein dibutuhkan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Omega 3 pada telur juga bermanfaat untuk kecerdasan anak. Apabila buah hati mulai memakan makanan solid dan kamu ingin memperkenalkan manfaat telur kepada si kecil, perkenalkan ia pada kuning telur. Hindari putih telur. Seringkali anak kecil memiliki alergi terhadap putih telur yang menyebabkan mereka mual, muntah, dan diare. Pencernaan anak mulai bisa menerima putih telur setelah di atas setahun atau lebih.
8. Jus Buah dalam Kemasan
Kamu mungkin berpikir untuk memberikan jus buah dalam kemasan untuk buah hati. Selain harganya yang terjangkau, pemberian jus buah kemasan kepada anak terasa simpel. Kamu tak perlu membuang banyak waktu untuk mengolahnya dulu menjadi jus segar. Anak pun jauh lebih tertarik dengan jus buah di kemasan daripada yang diolah karena rasanya yang manis.
Jus buah kemasan mengandung berton-ton zat kimia. Jus buah jeruk dan anggur yang terdapat dalam kemasan mengandung zat asam yang tinggi. Itu mungkin bisa memengaruhi pencernaan si kecil. Hindari jus buah kemasan sebelum anak usia setahun.(Avi)