Awas, Kecanduan Gadget Sejak Dini Berakibat Gangguan Penglihatan dan Lambat Bicara


Anak-anak bermain gadget di setiap waktu bisa jadi karena sikap orang tua. (Foto: pexels.com/gadget))
MerahPutih.com - Di era modern, anak-anak lebih akrab dengan gadget atau gawai ketimbang permainan di luar ruang. Padahal di balik gawai terdapat bahaya bagi pengguna, utamanya anak-anak.
Direktur Kesehatan Keluarga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Eni Gustina mengatakan penggunaan ponsel berlebihan berdampak pada peningkatan prevalensi gangguan visus mata atau penglihatan anak.
Eni mengatakan, pemeriksaan pada siswa SD yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2016 di beberapa daerah Indonesia menunjukan 20 persen sampai 25 persen anak mengalami gangguan visus mata.
Jumlah prevalensi tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang tercatat hanya pada angka 10 persen.
"Karena mata ada kemampuan daya akomodasinya, kalau mata lelah akan berdampak pada visus mata anak," kata Eni di Jakarta, Senin (24/7).
Dia juga menyebutkan hasil penelitian dari Satgas Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mengungkapkan bahwa dampak pada anak paling dominan yang diakibatkan karena penggunaan gawai sejak kecil ialah keterlambatan kemampuan bicara atau late speech.
Selain itu, penggunaan gawai yang diberikan pada anak sejak dini juga berpengaruh pada gangguan perilaku anak seperti hiperaktif, autisme, dan obesitas atau kelebihan berat badan karena kurangnya gerak tubuh.
Presiden Joko Widodo mengingatkan pada anak-anak dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional 2017 di Pekanbaru, Minggu (23/7) untuk tidak menggunakan media sosial sebelum 13 tahun.
Sementara pendiri perusahaan perangkat komputer Bill Gates menyarankan anak di bawah 14 tahun tidak menggunakan ponsel atau gawai. (*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Perintahkan Menkes Kerja Keras Percepat Pemenuhan 70 Ribu Dokter Spesialis

Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi

KPK Geledah Kantor Kemenkes terkait Kasus Bupati Koltim

Menkes Janji Percepat Target 70 Ribu Dokter Spesialis Sesuai Perintah Prabowo, Siapkan Berbagai Intervensi

Mulai 4 Agustus 2025, 53,8 Juta Anak Sekolah Bakal Ikut Cek Kesehatan Gratis

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

50 Persen Perempuan Ikut Cek Kesehatan Gratis Alami Obesitas Sentral, Jika Tidak Ditangani Bisa Alami Stroke

Miris, Rokok Pengeluaran Tertinggi Ketiga Keluarga Indonesia di Atas Pendidikan

4 Fakta Peringatan Kemenkes tentang Kewaspadaan Penularan COVID-19
