Atasi Obesitas dan Asma Cukup dengan Olahraga


Atasi asma dengan berolahgara teratur (Foto: pixabay)
OBESITAS menjadi masalah yang cukup sensitif. Selain penampilan jadi kurang ideal, kesehatan bisa saja terganggu. Salah satu yang paling rentan dialami ialah penyakit asma. Pasalnya paru-paru mereka yang memiliki berat badan berlebih sulit mengembang saat bernapas, sehingga saat bernapas saluran pernapasan dan paru-paru akan menjadi sempit.
Mereka yang obesitas amat mungkin menderita asma, terutama bagi orang dewasa. Kemungkinananya hingga lima kali lipat dari orang dewasa yang memilki tubuh ideal.
Solusinya tidak melulu dengan obat. Seperti dilansir Reuters, studi terbaru menemukan olahraga teratur dapat mengatsi obesitas dan asma pada orang dewasa. Mereka yang rajin berolahraga akan memperbaiki kesehatan fisik, termasuk gejala asma, gejala depresi, dan sleep apnea (gangguan tidur).
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Medicine an Science in Sports and Exercise, sebuah penelitian kesehatan dilakukan dengan program olahraga melalui latihan aerobik. Sebanyak 55 orang dewasa obesitas yang menderita asma terlibat dalam percobaan yang dipimpin oleh Dr Celso Carvalho dari Universitas Sao Paulo, Brasil.

"Di masa lalu, olahraga dipandang berbahaya bagi pasien asma karena mereka memiliki reaksi terhadap latihan dan saluran udara akan menyempit. Namun, kami telah belajar bahwa olahraga bisa baik untuk pasien asma dan bahkan lebih baik bagi mereka yang mengalami obesitas," papar Celso.
Menurut Celso, olahraga dapat mengurangi peradangan pada saluran pernapasan. Maka dari itu memilih latihan aerobik dan juga disertakan dengan olahraga angkat beban. Sebagai pelengkap, Celso dan timnya juga menyuruh para peserta melakukan olahraga dalam latihan yang dilakukan dua kali dalam seminggu itu.
Hasilnya, setelah tiga bulan, para peserta tentunya mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Selama 15 hari mereka pun bebas dari gejala asma seperti nyeri pada dada, batuk, dan lainnya. Latihan tersebut juga berdampak dengan perbaikan dari kualitas tidur mereka dan mengurangi rasa depresi. Itu pun dilakukan hanya dalam tiga bulan, bayangkan bagaiman jika rutin dilakukan setiap bulannya.
"Secara umum, kami memiliki keyakinan bahwa pilihan pengobatan non-farmakologis penting dalam penanganan asma," kata Dr Alex van't Hul dari Radstadt University Medical Center di Nijmegan, Belanda.

Van't Hul, memang tidak terlibat dalam penelitian ini, namun ia meneliti aktivitas fisik dan asma. Ia pun sependapat dengan hasil penelitan tersebut. Van't Hul menambahkan, selama ini banyak dokter yang melupakan pengobatan secara farmakalogis, seperti olahraga.
Namun, penelitian tersebut memiliki kelemahan. Keterbatasannya adalah penlitian tersebut tidak memasukkan kapasitas latuihan pasen sejak awal. Selain itu 11 peserta hanya berada di kelas obesitas yang rendah.
Terlepas dari hal itu, Dr VIbeke Backer dari Cophenhagen University Denmark juga melakukan penelitian terhadap pasien asma yang obesitas. Menurutnya olahraga memang membantu pasien asma, akan tetapi belum dipastikan bahwa mereka akan terlepas dari ketergantungan menggunakan obat asma.
"Temuan ini dapat diterapkan pada populasi umum untuk penyakit lain juga," kata Becker
Inti dari penelitian tersebut adalah olahraga dapat menjadi alternatif mengatasi dan mencegah penyakit asma. Termasuk beberapa penyakit lainnya. Dengan demikian, Anda perlu menjadikan aktivitas olahraga hal yang menarik, karena akan sangat bermanfaat bagi kesehatan, bukan sekadar mitos. (Ikh)
Baca juga artikel kesehatan lainnya di sini Penderita Asma Wajib Temui Dokter Spesialis Pernapasan, Ini Alasannya