Aska Rocket Rokers Berkisah Tentang Kenangan di Saparua


Aska Rocket Rokers menceritakan tentang (foto: instagram @askarokers)
SALAH satu tempat ikonik di Bandung, Saparua, merupakan saksi sejarah pergerakan musik rock dan metal. Tempat ikonik tersebut sudah tak asing lagi bagi Aska, personel band Rocket Rokers.
Vokalis sekaligus Gitaris Rocket Rokers tersebut sudah mengenal Saparua sejak lama, tak terkecuali tentang grup Bimbo yang pertama kali tampil di Saparua.
Baca Juga:
"Kebetulan ibu saya itu, pertama kali, salah satu formasi awal Bimbo sebelum Iin Parlina, yang bantuin suara ceweknya ibu saya," kata Aska dalam konferensi pers, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Aska berkisah, pada tahun 90-an, dia mulai memperhatikan adanya banyak orang yang datang ke Saparua, sebagai ganti mendatangi tempat hiburan lain seperti Bioskop.
Kemudian, Aska mulai datang menjadi penonton di pertengahan tahun 90-an. Tujuan Aska ke sana yakni untuk menikmati musik di akhir pekan, hingga akhirnya dia menjadi penampil di akhir tahun 90-an.
Aska mengaku sangat bangga, ketika bisa merasakan bagaimana jadi penonton yang sangat dekat dengan idolanya di panggung, hingga akhirnya dia bisa tampil menghibur banyak pencinta musik di Saparua.
Baca Juga:
Difki Khalif Kisahkan Pengalaman Cintanya di Lagu 'Ilusi Setelah Kau Pergi'
Bicara soal Saparua, baru-baru ini dikabarkan kisah tentang Saparua dan pergerakan musik rock serta metal sejak tahun 70-an hingga akhir 90-an, akan disajikan dalam film dokumenter berjudul Gelora Magnumentary: Saparua.

Film tersebut disutradarai oleh Gitaris Teenage Death Star, Alvin Yunata. Rencananya film tersebut akan tayang pada Juni 2021.
Nantinya, film dokumenter tersebut, akan menghadirkan sejumlah pelaku sejarah pergerakan musik Bandung. Seperti Sam Bimbo, Vokalis Seringai Arian13, manager Burgerkill dadan Ketu, Gitaris Burgerkill Eben, Vokalis Pure Saturday Suar, dan dosen, penulis, sekaligus pengamat budaya pop, Indhar Resmadi sebagai narasumber.
Sementara itu, Film tersebut dihadirkan untuk mengapresiasi sejarah rock-metal di Indonesia. Program tersebut didasarkan pada proyek Membakar Batas, yang diprakarsai oleh Cerahati sejak tahun 2011.
Adapun tujuan dari proyek itu adalah untuk menangkap semua tonggak besar dalam sejarah rock dan metal scene. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Gorillaz Keluar Kandang di Konser 25 Tahun, tak lagi Sembunyi di Balik Animasi

Mayhem dan Sukatani Tampil di Jang Rock in Solo 2025, Menggempur Metalhead selama 2 Hari

The Starting Line Siap Rilis 'Eternal Youth', Album Pertama setelah 18 Tahun

Momen Haru di Balik Pemakaman Ozzy Osbourne, Black Sabbath Bridge Jadi Saksi Bisu Kepergian Sang Pangeran Kegelapan

Good Charlotte Kasi Semangat untuk Bangkit lewat ‘Stepper’

Ozzy Osbourne Wafat di Usia 76 Tahun, Pangeran Kegelapan Kini Bertakhta di Keabadian

THE HU Guncang Dunia dengan EP ‘Echoes of Thunder’, Hadirkan Kolaborasi bersama Bintang Internasional
Lirik Lagu 'Tentangmu Kawan' Karnamereka, Ceritakan Tentang Nilai Persahabatan

Queens of the Stone Age Akhirnya Gelar Konser Bersejarah di Catacombs of Paris

Yellowcard Siapkan Album Terbaru Pascareuni, Gandeng Travis Barker di Kursi Produser
