Asik, Kota Cirebon Masuk Daftar Destinasi Wisata Jalur Ekspedisi Cheng Ho


Objek wisata Taman Air Gua Sunyaragi, Cirebon.(MP/Mauritz)
Kota Cirebon masuk dalam daftar sembilan kota yang diusulkan menjadi destinasi wisata jalur samudera ekpedisi Cheng Ho. Sementara, delapan kota lainnya yakni Banda Aceh, Batam, Bangka-Belitung, Palembang, Jakarta, Semarang, Denpasar dan Surabaya.
Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle, kaisar ketiga Dinasti Ming dari Tiongkok yang berkuasa tahun 1403-1424.
Jalur samudera Cheng Ho telah diakui oleh dunia internasional. Jika dikembangkan di Indonesia menjadi destinasi wisata, akan mampu menarik banyak wisatawan. Wisatawan yang dibidik adalah mereka yang sengaja ingin berlibur sekaligus belajar mengenai sejarah.
Perjalanan Laksamana Cheng Ho di Nusantara mulai dari Aceh hingga Bali diperkirakan sekitar abad 15. Dari perjalanannya tersebut, ada beberapa kota yang dilaluinya. Dan, kota-kota yang dilaluinya ini diusulkan untuk masuk destinasi wisata jalur samudera Cheng Ho. Secara berurutan wisatawan mancanegara yang selama ini mengunjugi Indonesia berasal dari Singapura, Malaysia, Tiongkok, Australia, Jepang dan Korea.
"Kami berharap Cirebon menjadi destinasi unggul yang bisa mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak-banyaknya," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat.
Menurut pria yang biasa disapa Sultan Arief ini, dengan banyak kunjungan wisatawan, kehidupan masyarakat akan berkembang. "Karena mereka (wisatawan-red) kan belanja. Dari mulai transport, akomodasi, makanan dan kerajinannya," ujar Sultan Arief.
Dikatakannya, sejak abad ke -15 Cirebon memeliki jalur sutra perdagangan dunia. Karena itulah menurutnya bagaimana caranya agar potensi wisata jalur Ceng Ho bisa diangkat, ditata dan dikelola dengan baik. Karena ini potensinya besar sekali untuk pengembangan wisata di Cirebon.
"Akulturasi budaya di Indonesia yang paling lengkap kecuali Cirebon itu tidak ada lagi, bahkan peninggalannya sampai sekarang masih ada," katanya.
Menurut Sultan, kelenteng tertua di Indonesia selain di Madura ada juga di Cirebon. Bahkan umat Konghucu asal Tiongkok pun kerap berziarah ke kelenteng tersebut setiap tahunnya.
"Keraton Kasepuhan sebagai stakeholder pariwisata diharapkan bisa terus menarik kunjungan wisata ke Cirebon semakin ramai. Bandara Kertajati yang akan rampung diharapkan bisa menjadi pintu gerbang turis mancanegara masuk ke Cirebon," pungkasnya.
Berita ini berdasarkan laporan Mauritz,reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya. Untuk membaca artikel Mauritz lainnya baca juga: Pulau Bawean Destinasi Wisata Favorit Terkendala Status