AS Pasang Garis Merah: Hizbullah Dilarang Masuk Pemerintahan Lebanon

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 07 Februari 2025
AS Pasang Garis Merah: Hizbullah Dilarang Masuk Pemerintahan Lebanon

(Foto: Unsplash/Charbel Karam)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Wakil Utusan AS untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus menyatakan dengan tegas sikap Amerika Serikat terhadap kelompok Hizbullah. Setelah bertemu Presiden Lebanon, Joseph Aoun, Ortagus menegaskan AS melarang Hizbullah untuk masuk ke Pemerintahan Lebanon.

Seperti dikutip Aljazeera, Jumat (7/2), Hizbullah memang kehabisan tenaga yang cukup banyak akibat konflik dengan Israel. Akan tetapi, walau melemah, Hizbullah disebut memiliki pengaruh besar di Politik Lebanon.

"Kami telah menetapkan garis merah yang jelas... bahwa [Hizbullah] tidak bisa meneror rakyat Lebanon, termasuk dengan menjadi bagian dari pemerintahan," kata Ortagus kepada wartawan.

Kunjungan Ortagus ke Lebanon ini adalah yang pertama oleh pejabat tinggi AS sejak Presiden Donald Trump menjabat dan sejak Aoun terpilih sebagai presiden.

Baca juga:

Israel Masih Gempur Lebanon, Kesepakatan Gencatan Senjata Makin Sulit Tercapai

Pemerintahan Mandek, Hizbollah Jadi Penghalang?

Saat ini Lebanon mengalami kesulitan untuk membentuk kabinet mereka. Pembagian kursi menteri di negara itu berbasis sektarian, dan Hizbullah bersama sekutunya, Gerakan Amal, bersikeras ingin mengendalikan kursi menteri untuk komunitas Syiah. Sikap ini membuat proses negosiasi terhenti.

Kedatangan Ortagus pun diperkirakan untuk menyampaikan pesan tegas kepada pemimpin Lebanon mengenai pengaruh Hizbullah.

Sementara itu, gencatan senjata yang dimediasi AS dan Prancis telah menetapkan tenggat waktu 60 hari bagi Israel untuk menarik pasukannya dari Lebanon selatan. Dalam kesepakatan itu, Hizbollah juga harus menarik senjata dan pejuangnya, sementara tentara Lebanon mengambil alih wilayah tersebut.

Namun, pasukan Israel masih bertahan di perbatasan dan melakukan operasi penghancuran di desa-desa sekitar. Tenggat penarikan pun diperpanjang hingga 18 Februari. Menanggapi hal ini, Ortagus menegaskan komitmen AS terhadap jadwal baru tersebut.

Baca juga:

Keluarga Minta Lebanon Ikut Campur dalam Pembebasan Al-Qaradawi, Sebut Ia Berhak Pulang ke Istanbul

"18 Februari akan menjadi tanggal redeployment (pemindahan pasukan). Saat itu, pasukan [Israel] akan menyelesaikan pemindahan mereka, dan tentu saja, pasukan [Lebanon] akan masuk menggantikan," ujarnya. (ikh)

Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan