Relasi

Aroma Dia Menurunkan Kadar Stres

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 11 Januari 2018
Aroma Dia Menurunkan Kadar Stres

Aromanya menurunkan tingkat stress. (Foto: slrlounge)

Ukuran:
14
Audio:

MUNGKIN Anda pernah melihat saudara, teman atau tetangga yang memakai kaos atau baju pasangannya di saat tidak ada bersama dirinya. Katanya untuk obat kangen. Dengan mencium aroma yang menempel pada kaos atau baju membuat nyaman.

Ternyata menurut Journal of Personality and Social Psychology yang dimuat pada laman Time, menyebutkan bahwa aroma dari pasangannya membantu menurunkan tingkat stres.

Bula pasangannya ada aroma itu dapat membuat mereka menjadi lebih nyaman dan tentram. Namun bila tidak ada biasanya akan menciumi aroma dari kaos atau baju yang biasa pasangannya kenakan.

Hal ini juga dibuktikan oleh riset yang dilakukan University of British Columbia di Canada. Terkumpul sekitar 96 pasangan heteroseksual. Si suami kemudian diminta untuk mengenakan kaos selama 24 jam. Dengan syarat tanpa deodoran atau produk yang memancarkan wangi, tidak merokok atau mengonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi aroma.

Pilihan jatuh pada pria karena pria dianggap lebih banyak memproduksi aroma, demikian yang diungkapkan Marlise Hofer, profesor dari departemen psikologi. Sedangkan perempuan dianggap memiliki daya penciuman yang lebih baik secara alami.

Setelah dikenakan selama 24 jam, kaos itu kemudian dimasukan ke dalam lemari es untuk membekukan aroma yang ada.

Kemudian para perempuan itu diberikan kaos yang belum dipakai, dipakai oleh pria lain dan dipakai oleh pasangannya. Setelah itu mereka diwawancari dan diberikan soal-soal sulit untuk mengetahui kondisi mental mereka.

Para responden perempuan kemudian diberikan pertanyaan untuk mengukur tingkat stres. Begitu juga dengan pengambilan sample air liur untuk mengetahui tingkat corstisol, hormon stres.

Para perempuan yang mendapatkan kaos beraroma pasangannya menunjukan tingkat stres yang lebih rendah. Baik sebelum maupun setelah pengujian. Tingkat cortisolnya pun rendah pada perempuan yang mendapatkan kaos beraroma pasangannya.

Berbanding terbalik dengan perempuan yang mendapatkan kaos dengan aroma pria lain menunjukan tingkatan stres dan cortisol yang tinggi. Aroma pria lain menjadi pemicu penolakan tanpa disadari oleh para perempuan itu.

Namun Hofner mengatakan penelitian ini belum mencapai pada pria dan aroma pasangannya. Pria tidak mau mengenakan kaos pasangannya, namun tak keberatan meletakan kaos pasangannya di sisinya. Pria juga sering menciumi rambut pasangannya bila berada di belakangnya. Mungkin ini sama dengan perilaku perempuan dengan kaos beraroma itu.

Horner mengakui masih butuh penelitian mendalam. Seperti produk-produk tertentu seperti parfum, deodoran atau produk beraroma lainnya dibandingkan aroma alami mempengaruhi tingkat stres itu. Atau pengaruhnya terhadap anak-anak terhadap aroma orangtuanya. (psr)

#Aroma
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Tradisi
Rumah Atsiri Indonesia dan Kemenparekraf Luncurkan Koleksi Aromatik
Kolaborasi Kemenparekraf dan Rumah Atsiri ciptakan koleksi aromatik Indonesia.
Andrew Francois - Jumat, 01 Desember 2023
Rumah Atsiri Indonesia dan Kemenparekraf Luncurkan Koleksi Aromatik
Bagikan