Apresiasi makin Baik, Kopi Indonesia kian Dicintai

AJANG festival kopi Jakarta Coffee Week 2019 (Jacoweek 2019) resmi dibuka Jumat (30/8) sore. Dengan mengangkat tema ramah lingkungan, Jacoweek 2019 menghadirkan 140 tenant. Tak hanya tenant kopi, dihadirkan juga beberapa tenant yang bergerak di industri teh, coklat, dan juga jajanan atau dessert yang biasanya menjadi pendamping saat menikmati kopi.

Dalam sambutan pembuka Jacoweek 2019, Manajer ABCD School of Coffee Willyanto mengatakan Jakarta Coffee Week 2019 digelar agar orang-orang dapat belajar dan mengerti tentang industri kopi. Selain itu, para tenant juga diharapkan membangun koneksi melalui acara ini. Dengan begitu, industri kopi di Indonesia dapat semakin berkembang.

BACA JUGA: Jakarta Coffee Week 2019 Resmi Dibuka

Senada, juri kontes aeropress Muhamad Fakhri mengatakan bahwa apresiasi terhadap kopi di Indonesia makin baik. "Para pelanggan sudah mulai kritis. Mereka mulai paham proses-proses pembuatan kopi," kata Fakhri saat ditemui Merahputih.com di ajang Jacoweek, Sabtu (31/8).

Dengan sikap kritis pelanggan mulai muncul, ia mengakui hal itu sedikit menyulitkan para barista. Meskipun demikian, ia melihat hal itu sebagai suatu hal yang positif. "Itu berarti Indonesia ada di posisi yang makin maju untuk perkopian," imbuhnya.

Selain itu, ia juga menyoroti kualitas rasa kopi di masa kini yang sudah jauh berubah dari 3 atau 5 tahun lalu. "Dulu rasa kopi Indonesia banyak yang rempah-rempah. Sekarang, sudah bisa kita temukan kopi-kopi dengan aroma buah-buahan. Bisa lah setara dengan Ethiopia," katanya.

Dengan kualitas kopi Indonesia yang makin baik, para pencinta kopi juga makin maju. Menurutnya, banyaknya bermunculan home brewer menjadi penanda bahwa antusiasme terhadap kopi makin baik. "Bahkan tak sedikit yang memiliki alat-alat kopi yang baik," ujar Fakhri.

Di akhir perbincangan, Fakhri mengajak penikmat kopi untuk tak ragu mencicip kopi-kopi dari seluruh Indonesia. "Jadi kopi Indonesia makin maju," ucapnya.(*)