Angkatan Udara Korsel Ungkap Kelalaian Pilot Andil dalam Insiden KF-16 yang Jatuhkan Bom Salah Sasaran


AU Korsel secara tak sengaja jatuhkan bom di perdesaan.(foto: Instagram @thekoreatimes_official/Yonhap)
MERAHPUTIH.COM - ANGKATAN Udara Korea Selatan memiliki tiga kesempatan krusial untuk memperbaiki kesalahan yang seharusnya bisa mencegah serangan udara tidak sengaja ke area sipil minggu lalu. Namun, semua kesemptan itu terlewat. Demikian terungkap dalam laporan penyelidikan awal terkait dengan insiden tersebut yang dirilis Senin (10/3).
Kesalahan manusia, yang diperburuk pengawasan yang tidak memadai terhadap keseluruhan proses pelatihan, merupakan penyebab utama dari pengeboman sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pesawat tempur Korea Selatan.
Insiden tersebut terjadi selama latihan tembak langsung bersama dengan militer AS di Pocheon, Provinsi Gyeonggi, Kamis (6/3). Dua pesawat tempur KF-16, yang masing-masing membawa empat bom MK-82 jenis udara-ke-darat, secara keliru menjatuhkan bom tersebut di area permukiman, melukai lebih dari 30 orang dan merusak lebih dari 100 properti.
Menurut laporan tersebut, pilot yang mempersiapkan misi memasukkan koordinat untuk serangan yang direncanakan sehari sebelum insiden tersebut. Pilot utama dari skuadron KF-16 membacakan koordinat rute, termasuk lokasi target, sedangkan pilot kedua, yang akan menerbangkan pesawat kedua, memasukkan angka-angka tersebut ke sistem perencanaan misi bersama (JMPS). Namun, koordinat target dimasukkan dengan salah. Saat ini, belum jelas apakah pilot pertama salah membaca koordinat atau pilot kedua yang memasukkannya dengan salah.
Sesuai dengan prosedur, para pilot seharusnya memeriksa kembali koordinat tersebut, tetapi mereka gagal melakukannya. Ini merupakan kesempatan pertama yang terlewat untuk mencegah kesalahan tersebut.
Baca juga:
Pesawat Tempur KF-16 Korea Selatan Salah Sasaran, Jatuhkan Bom di Perdesaan Lukai 15 Orang
Pada hari latihan, sebelum lepas landas, para pilot mentransfer data operasi dari JMPS ke perangkat penyimpanan untuk pesawat. Karena kerusakan peralatan, pilot pesawat kedua harus memasukkan koordinat target secara manual di kokpit. Hal itumenyebabkan ketidaksesuaian. Pesawat utama membawa koordinat yang salah dari hari sebelumnya, sedangkan pesawat kedua memiliki koordinat yang benar. Selama pemeriksaan praterbang terakhir, kedua pilot memeriksa kembali koordinat target, tetapi pilot utama gagal memperhatikan kesalahan tersebut. Ini merupakan kesempatan kedua yang terlewat.
Kesalahan yang paling kritis terjadi selama penerbangan itu sendiri.
Meskipun pilot utama melihat perbedaan kecil antara jalur terbang dan medan area target jika dibandingkan dengan latihan sebelumnya, ia tetap melanjutkan untuk menjatuhkan bom.
Dalam kecepatan untuk memenuhi waktu yang ditentukan untuk target, pilot gagal mengonfirmasi target secara visual tetapi tetap melaporkan target terlihat lalu menjatuhkan bom. Pilot kedua, yang fokus menjaga formasi dengan pesawat utama, gagal menyadari kesalahan pilot pertama dan melanjutkan untuk menjatuhkan bom pada koordinat yang salah, meskipun ia memiliki angka yang benar.
Saat menanggapi kritik yang berkembang, Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Lee Young-su mengeluarkan permintaan maaf publik dan berjanji merombak praktik-praktik yang cacat dalam sistem pelatihan.
"Insiden ini seharusnya tidak pernah terjadi dan tidak boleh terjadi lagi. Semua tanggung jawab atas insiden ini ada pada saya, sebagai kepala staf. Kami akan merenungkan kekurangan-kekurangan tersebut, memperbaiki praktik-praktik yang cacat, dan memastikan insiden seperti ini tidak akan terjadi lagi,” ujar Young-su, dikutip The Korea Times.
Kepada wartawan, ia mengatakan, setelah penyelidikan menyeluruh, para pilot akan menghadapi sanksi sesuai dengan peraturan. Meski begitu, komandan menekankan bahwa kesalahan pilot bukanlah satu-satunya penyebab insiden ini. "Kekurangan dalam prosedur operasional, termasuk atasan yang gagal mengawasi kesiapan penerbangan dengan baik, juga berperan," imbuhnya.
Menurut temuan awal, komandan skuadron dan komandan batalyon—yang bertanggung jawab untuk mengawasi kesiapan pesawat, terutama mengingat latihan melibatkan bom hidup—gagal melaksanakan tugas mereka. Sebagai tanggapan, komandan berjanji untuk memperkuat prosedur pemeriksaan ulang koordinat target sebelum lepas landas dan merombak sistem pelaporan secara keseluruhan.
Angkatan Udara Korsel, yang telah sementara menghentikan misi penerbangan kecuali untuk operasi pengintaian dan operasi darurat sejak insiden tersebut, akan secara bertahap melanjutkan penerbangan seiring dengan latihan tahunan Freedom Shield yang sedang berlangsung bersama militer AS, yang dimulai pada Senin (10/3).(dwi)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Indonesia U-23 Tertinggal di Babak Pertama, Gol Tunggal Korsel Dicetak Menit ke-6

Cerita Korban Kecelakaan Helikopter di Kalsel Kirimkan SMS ke Keluarga

Sopir Truk Kontainer Kabur usai Tabrak Gerbang Tol Ciawi 2, Polisi Masih Cari Keberadaannya

Terjadi Lagi, Begini Kronologi Truk Kontainer Hilang Kendali hingga Tabrak Gerbang Tol Ciawi 2

Korban Helikopter Jatuh di Kalimantan Selatan Dibawa ke RS Bhayangkara Lewat Jalur Darat

15 Tewas dalam Kecelakaan Kereta Wisata Gloria di Lisbon

Truk Tabrak Gerbang Tol Ciawi 2 hingga Hancur, 1 Orang Alami Luka Ringan

Helikopter Jatuh di Kalimantan Selatan Ditemukan, 6 Jasad Terdeteksi

Hadiri Parade Militer di Lapangan Tiananmen China, Presiden Prabowo Duduk di Samping Presiden Putin
