Anggap Viral One Piece Bentuk Ekspresi, Ketua MPR Percaya Cinta Rakyat ke Merah Putih Tak Tergantikan

MerahPutih.com - Ketua MPR RI Ahmad Muzani meyakini fenomena pengibaran bendera anime One Piece di sejumlah wilayah tak akan menggantikan kecintaan rakyat terhadap Sang Merah Putih.

“Saya kira kecintaan rakyat Indonesia kepada bendera Merah Putih tidak akan tertukar dengan apa pun. Saya meyakini itu," kata Muzani kepada wartawan di Jakarta, Minggu (3/8).

Menurutnya, aksi pengibaran bendera One Piece itu bagian dari kebebasan berekspresi saja. Bahkan, dia percaya mereka yang mengibarkan bendera One Piece hatinya pasti tetap Merah Putih.

Baca juga:

DPR Sebut Fenomena Bendera One Piece Berpotensi Jadi Upaya Memecah Belah

"Saya kira itu ekspresi kreativitas, ekspresi inovasi, dan pasti hatinya adalah merah putih, semangatnya merah putih," tuturnya.

Saat disinggung soal sanksi untuk orang-orang yang memasang bendera One Piece, Muzani tak melarang atau mendukung.

Muzani menekankan kecintaan rakyat Indonesia tidak akan tertukar dengan bentuk apa pun. Mantan Sekjen Gerindra ini meyakini masyarakat Indonesia tetap cinta pada merah putih.

Baca juga:

Lirik Lagu We Are, Opening Pertama Dari Anime One Piece Yang Gugah Semangat Kebebasan

"Harapannya negeri ini akan terus abadi dan bersama-sama membentuk masyarakat adil, makmur, sejahtera," tandasnya.

Diketahui, jaga media sosial heboh dengan video masyarakat yang mengibarkan bendera One Piece menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus. Bendera One Piece tersebut dikibarkan di depan rumah, kendaraan pribadi, hingga truk.

Bendera One Piece berwarna hitam dengan simbol tengkorak dan topi jerami khas anime One Piece. Bendera bajak laut tersebut menjadi salah satu simbol paling ikonik dalam dunia anime dan manga.

Baca juga:

Menko Polkam: Pengibaran Bendera One Piece Nodai Simbol Negara

Pengibaran bendera One Piece itu pun dimaknai sebagai sindiran tajam terhadap penguasa. Selain menggambarkan kegelisahan atas berbagai persoalan bangsa, aksi ini sekaligus menyuarakan harapan akan hadirnya keadilan dan perubahan. (Pon)